Menonton kepunahan Hiu Tutul

naik hiu tutul Saya sebenarnya pengen membuat postingan tentang hutan bakau. Namun saat baru mengetikkan beberapa kata, dari televisi yag ditonton oleh ayahku terdengar sebuah berita tentang Hiu Tutul yang terperangkap oleh jaring nelayan.

Penasaran, saya kemudian keluyuran sebentar bersama pakde Google. Baru mengetikkan dua kata “Hiu Tutul” sederetan informasi yang rata-rata berkaitan dengan penangkapan dan terdamparnya hiu tutul memenuhi halaman browser saya. Maka dengan segera, sederetan kata tentang hutan mangrove yang baru saya tulis, mantap saya delete.

Kemarin, 25 Mei 2009, Seekor hiu tutul terperangkap jala nelayan di Pantai Tondo, Palu, Sulawesi Tenggara. Panjang hiu tutul tersebut diperkirakan mencapai lima meter dan lebar sekitar satu meter. Juga pada 3 Maret silam seekor, seekor ikan hiu tutul berukuran panjang sekitar 6 meter di temukan oleh tiga orang nelayan asal Dukuh Mpu Rancak, Desa Karanggondang, Bangsri, Jepara. Ikan ini akhirnya menjadi tontonan bagi masyarakat saat diikat di kolam penampungan perahu nelayan. Untuk melihat ikan raksasa tersebut, dibuka kotak amal.

Hal sama terjadi berulang kali di Kenjeran Surabaya yakni pada September 2004 dan pada Oktober 2008 dan di berbagai tempat lain. Khusus di daerah Surabaya, Hiu Tutul ini muncul hampir tiap tahun. Sebagian memang ada yang dilepaskan kembali ke laut lepas, namun tidak sedikit hiu tutul tersebut harus menemui ajal setelah menjadi tontonan warga sekitar pantai.

Rhincodon-typus-2 hiu-tutul

Hiu Tutul atau Whale Shark (Rhincodon typus) merupakan salah satu ikan terbesar di dunia dengan panjang maksimal (yang pernah tercatat) 13 meter. Tidak seperti kebanyakan ikan hiu yang merupakan pemakan daging, Hiu Tutul menyantap plankton, krill, ikan-ikan kecil, cumi-cumi, dan juga telur ikan sebagai menu utamanya. Ikan ini akan “menyaring” binatang-binatang kecil itu dengan cara melahap air laut. Makanan akan diendapkan di mulutnya, dan air akan dikeluarkan lagi lewat lubang-lubang vertikal di samping kepalanya yang disebut gill. Karenanya Hiu ini termasuk ikan yang tidak berbahaya, bahkan orang bisa ikut berenang atau bahkan naik ke punggung ikan ini layaknya seorang peselancar.

Sayangnya, kemunculan ikan raksasa ini selalu dimanfaatkan oleh warga untuk mendapatkan keuntungan sekalipun dengan mengorbankan ikan tersebut. Setelah dapat ditarik ke tepi pantai Hiu ini dijadikan barang tontonan bahkan dengan mengenakan tiket walaupun ataupun sekedar kotak amal dengan dalih untuk pembangunan kampung, musala dan fasilitas umum lainnya. Ketika ikan ini telah meninggal, siripnya dijual dengan harga jutaan rupiah. Memang kita sangat kreatif jika berhubungan dengan fulus.

Yang bikin saya heran, ternyata tidak sedikit orang yang tidak mengetahui status konservasi ikan ini. Badan sekaliber Dinas Perikanan, Kelautan, Peternakan, Pertanian dan Kehutanan (DPKPPK) Kota Surabaya saja pada akhir 2007, ikut gamang apakah hewan ini termasuk satwa yang dilindungi atau bukan. Apalagi saya (bukannya sok menang sendiri) yang hanya berbekal googling!.

Terlepas dari dilindungai atau tidak, mengeksploitasi hiu tutul sebagai objek tontonan dan berfoto bareng sambil menunggu kematian menjemputnya untuk kemudian menjual sirip dan dagingnya, sekalipun dengan dalih kepentingan bersama, apakah bisa dikatakan tindakan bijak?

UPDATE:

Meskipun tidak terdaftar di PP No. 7 Tahun 1999, Hiu Tutul atau Hiu Paus dilindungi berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 18 Tahun 2013 tentang Penetapan Status Perlindungan Penuh Ikan Hiu paus. (Baca : Daftar Ikan yang Dilindungi di Indonesia)

Foto-foto ini saya dapatkan dari http://images.kompas.com/; http://rick76.multiply.com/photos/album/23/; pemuatan gambar hanya sebagai ilustrasi, jika foto-foto tersebut berhak cipta, mohan diikhlaskan.

Tentang alamendah

Panggil saja saya Alamendah, tinggal di Pati, Jawa Tengah, Indonesia. Seorang biasa yang ingin berbagi dengan sobat.
Pos ini dipublikasikan di lingkungan hidup, satwa dan tag , , , , , , , . Tandai permalink.

56 Balasan ke Menonton kepunahan Hiu Tutul

  1. subaru X berkata:

    yyayayayayayaya

  2. Ping balik: Nama taumbuhan dan hewan (BIOLOGI) « diyanakhalida

  3. SEPUPUNYA PEJABAT NEGERI SERIBU MASALAH berkata:

    ngomong2 tentang PNS yang bekerja di dinas2 pemerintah…. dari seragamnya aja dah keliatan banyak yang oon permanent…kalo gak percaya cob2 buat riset,gw dah banyak dech ketemu PNS yang oon… trus PNS gak kreatif mati kutu…..makanya hampir semua sektor bnyak yang mandek gak jalan programnya.. malah gw salut ama kinerja aktivis NGO lingkungan yang yang kreatif buat program dan konsen ama program konservasi .

    • hadi berkata:

      Bukan Oon tapi…. takut atassan baaaaank sapa mau susah. gak takut apa kena intimidasi dari bos. n memang pns itu pelaksana program. klau PNS ambil semua kerja yang lain gak kebagian. jadi jangan saling mengolok dahhhh, kita gandeng tangan, saling melengkapi, biar kita baek…. orang olok2 biasanya merasa iri….. pa bener bgitu. tunjuk bahwa kita orang baik,jujur, adil, minim pada diri sendiri.

  4. zola berkata:

    saya sebagai pencinta hewan sangat miris dgn pemerintah yang sepertinya kurang perduli dengan kehidupan satwa langka begitu juga dengan penduduk ind yang sepertinya msh kurang mengerti akan pentingnya menjaga kelestarian satwa, mungkin rasa cinta terhadap binatang dan juga lingkungan harus ditanamkan sejak dini oleh para org tua dan sekolah2 agar kelak generasi muda bisa lebih beradab dan mengerti bahwa Allah SWT menciptakan dunia itu bukan hanya untuk manusia tp untuk berbagi dengan ciptaannya yg lain, maaf pak comment nya kepanjangan.

  5. Dinda berkata:

    , kasihan ikan.a dehh, orang-orang kok pada tega ya ? kpd sesama mahluk ciptaan Tuhan, kenapa harus dikorbankan ? knpa tdk dibiarkn ttp hidup agar ttp lestari dn brkembangbiak ?
    . KEJAM

  6. widia puspita margarani berkata:

    kepengen juga melestarikan hewan* yang hampir punah..walaupun udah tau banyak cara tapi masih ada hal* yang menghalangi..!!

    lewat do’a semog bisa tetep terlindungi amin..!

  7. kalesarandjemmy@yahoo.com berkata:

    ngurusin rakyatnya yg notabenenya “manusia” aja suliiiiiit….apalagi cuma yg namanya Hiu Tutul…….capeh deh

  8. Ping balik: sigitari95

  9. Ping balik: Nama latin 100 hewan atau fauna (binatang) Indonesia « Fachri's Blog

  10. nugrul berkata:

    sadis……………………………

  11. Ping balik: 5 Hiu dan 2 Pari Manta Ditambahkan Dalam Appendix CITES | Alamendah's Blog

Tulis Komentar Sobat

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.