Burung Kehicap Flores atau Monarcha sacerdotum, merupakan salah satu burung endemik pulau Flores, Nusa Tenggara Barat. Burung Kehicap Flores pun menjadi salah satu burung langka di Indonesia. Daftar Merah IUCN memasukkannya sebagai spesies Endangered (Terancam; EN). Sayangnya, meskipun langka dan endemik, Kehicap Flores belum tercantum sebagai burung yang dilindungi di Indonesia.
Burung yang masih berkerabat dekat dengan Kehicap Boano (Monarcha boanensis) ini dalam bahasa Inggris disebut sebagai Flores Monarch. Sedangkan nama latin hewan dari famili Monarchidae ini adalah Monarcha sacerdotum Mees, 1973. Nama sinonimnya, Symposiachrus sacerdotum (Mees, 1973).
Kehicap Flores atau Flores Monarch adalah burung berukuran berukuran sedang. Panjang tubuhnya sekitar 15,5 cm. Tubuh bagian atas hitam keabu-abuan. Pun pada bagian sayap dan ekor, namun sedikit lebih gelap. Sedangkan bulu luar ekor berwarna putih. Bagian muka berwarna hitam. Dahi, tenggorokan, dan bagian bawah tubuh berwarna putih. Sekilas mirip dengan kerabatnya, Kehicap Kacamata, namun tidak memiliki bulu berwarna merah-karat di tubuh bagian bawah.
Merupakan hewan diurnal (aktif di siang hari) dan teritorial. Bisa dijumpai sendiri atau berdua. Namun kerap juga dijumpai bergabung dengan burung jenis lain saat mencari makan. Kehicap Flores (Monarcha sacerdotum) memiliki suara kicauan berupa siulan dan dentingan bervariasi dan semakin meninggi. Juga ocehan lembut yang diselingi dengan 3-4 nada siulan meninggi.
Kehicap Flores atau Flores Monarch merupakan burung asli dan endemik Indonesia. Burung dari famili Monarchidae ini hanya bisa dijumpai di bagian barat daya pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Burung Kehicap Flores mendiami hutan hujan primer semi-evergreen dengan ketinggian antara 350-1.000 meter dpl. Burung ini juga dapat ditemui di hutan meranggas lembab.
Populasi burung endemik pulau Flores ini 2.500 hingga 10.000 ekor dewasa. Meskipun diyakini terus mengalami penurunan sebagai akibat hilangnya habitat yang disebabkan oleh degradasi hutan dan alih fungsi hutan, terutama untuk ladang berpindah.
IUCN memasukkan burung Kehicap Flores sebagai spesies Endengered (Terancam; EN) sejak 2012. Pertimbangannya adalah daerah sebaran burung langka ini yang sangat terbatas (hanya di bagian barat daya pulau Flores). Juga lantaran terus berlangsungnya fragmentasi dan hilangnya hutan yang mengakibatkan penurunan populasi burung ini.
Meskipun terdaftar sebagai spesies yang terancam punah, namun burung ini belum terdaftar sebagai burung yang dilindungi di Indonesia.
Klasifikasi Ilmiah Kehicap Flores: Kerajaan: Animalia. Filum: Chordata. Kelas: Aves. Ordo: Passeriformes. Famili: Monarchidae. Genus: Monarcha. Spesies: Monarcha sacerdotum Mees, 1973.
Referensi dan gambar : www.kutilang.or.id/burung/konservasi/kehicap-flores www.burung.org/index.php?option=com_k2&view=item&id=115:monarcha-sacerdotum&Itemid=66 www.catalogueoflife.org/col/details/species/id/16991105/synonym/16983232 www.iucnredlist.org/details/22707285/0 www.iucnredlist.org/details/22707285/0 orientalbirdimages.org (gambar)
Baca artikel tentang burung endemik dan burung langka Indonesia lainnya :
- Kehicap Boano Burung Langka yang Terabai
- Elang Flores (Spizaetus floris) Raptor Endemik Paling Terancam
- Gagak Flores, Burung Langka dan Endemik
- Celepuk Flores (Otus alfredi) Burung Hantu Endemik Flores
- Seriwang Sangihe (Eutrichomyias rowleyi) Burung Langka Sulawesi
manfaat banget artikel nya…
wah ternyata banyak burung indah di negeri ini…
Flores itu di NTT, bukan NTB