Tikus Hidung Babi (Hyorhinomys stuempkei) Genus Cucurut Baru

Tikus Hidung Babi begitulah namanya. Hewan mammalia yang kemudian diberi nama ilmiah Hyorhinomys stuempkei ini merupakan spesies tikus cucurut yang baru diketemukan. Bahkan Hyorhinomys, nama genus Tikus Hidung Babi menjadi, sebuah genus baru yang hanya terdiri atas satu spesies saja.

Tikus Hidung Babi ini telah ditemukan pada tahun 2012 oleh para peneliti gabungan dari LIPI (Indonesia), Australia, dan Amerika Serikat dalam ekspedisi di Gunung Dako, Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah. Namun untuk memastikan Tikus Hidung Babi sebagai spesies baru, bahkan genus baru, baru dipublikasi di Journal of Mammalogy, pada 29 September 2015 silam.

Dalam jurnal tersebut, disebutkan bahwa anggota famili Muridae ini ditemukan pada ketinggian 1,600 mdpl di Gunung Dako, Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah. Perbedaan dari jenis-jenis tikus lainnya terutama adalah pada bentuk hidung dan ukuran rambut urogenital. Ini pula yang kemudian menasbihkan Tikus Hidung Babi ini sebagai spesies tikus cucurut baru. Bahkan genus tikus ini, Hyorhinomys, pun menjadi genus baru. Tikus Hidung Babi pun menambah daftar panjang hewan endemik Indonesia yang dijumpai di pulau Sulawesi.

Tikus Hidung Babi (Hyorhinomys stuempkei)

Tikus Hidung Babi (Hyorhinomys stuempkei). Gambar Museum Victoria/LIPI

Ciri mencolok dan unik yang dipunyai oleh Tikus Hidung Babi dan membedakannya dengan jenis tikus cucurut lainnya, terutama adalah bentuk hidungnya. Tikus ini memiliki hidung yang berukuran besar, datar, berwarna merah muda dengan lubang hidung menghadap ke arah depan. Sekilas memang mirip dengan hidung babi (Sus scrofa Linnaeus). Karena itu tidak mengherankan jika hewan ini kemudian diberi nama Tikus Hidung Babi.

Karakteristik unik lainnya adalah adanya rambut yang sangat panjang di bagian dekat saluran kencing (rambut urogenital), gigi seri yang putih dan panjang, serta ukuran telinga yang sangat besar (21% dari panjang kepala dan badannya).

Selain itu Hyorhinomys stuempkei (Tikus Hidung Babi) ini memiliki mulut yang relatif kecil (jika dibandingkan dengan ukuran kepala) serta kaki belakang yang panjang yang dapat digunakan untuk melompat. Bulu sangat bicolored dengan punggung coklat-abu-abu jerawat dan venter putih. Ekor lebih panjang sedikit dibanding panjang kepala dan tubuh.

Ilmuwan yang menemukan dan meneliti Tikus Hidung Babi terdiri atas Anang S. Achmadi dan Heru Handika dari Pusat Penelitian Biologi LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), Dr Jake Esselstyn (Lousiana State University Amerika Serikat), Kevin C. Rowe (Museum Victoria Australia), serta dibantu peneliti dari Universitas Andalas.

Para peneliti ini kemudian menamakan genus dan spesies tikus cucurut baru tersebut dengan nama latin hewan Hyorhinomys stuempkei. Nama genus “Hyorhinomys” diambil dari kata “hyro” yang memiliki arti “babi”, kata “rhino” yang berarti “hidung”, dan kata “mys” yang berarti “tikus”. Nama ini merujuk pada bentuk hidup tikus ini yang memang menyerupai hidung babi. Sedangkan nama spesiesnya “stuempkei” diambil dari nama samaran Gerolf Steiner, Harald Stuempke. Dia adalah penulis buku fiksi The Snouter yang bercerita tentang adanya tikus yang terpapar radiasi sehingga hidungnya menjadi panjang. Sedangkan dalam bahasa Inggris tikus ini disebut sebagai Hog-nose rat.

Tikus Hidung Babi (Hyorhinomys stuempkei)

Tikus Hidung Babi (Hyorhinomys stuempkei). Gambar Museum Victoria/LIPI

Tikus Hidung Babi (Hyorhinomys stuempkei)

Tikus Hidung Babi (Hyorhinomys stuempkei). Gambar Museum Victoria/LIPI

Tikus ini merupakan hewan karnivora yang memakan cacing tanah, larva kumbang, dan serangga kecil. Karakteristik perilaku lainnya belum banyak diungkap, termasuk jumlah populasi Tikus Hidung Babi.

Penemuan dan publikasi Tikus Hidung Babi sebagai spesies, bahkan genus tikus cucurut baru, menjadi bukti akan kekayaan biodiversitas Indonesia. Banyak jenis-jenis hewan dan tumbuhan baru yang terus ditemukan dan menunggu untuk ditemukan. Jangan sampai keanekaragaman hayati tersebut punah sebelum sempat diungkap dan diketahui manfaatnya.

Klasifikasi Ilmiah Tikus Hidung Babi. Kerajaan: Animalia. Filum: Chordata. Kelas: Mammalia. Ordo: Rodentia. Famili: Muridae. Genus: Hyorhinomys. Spesies: Hyorhinomys stuempkei.

Referensi dan gambar:
jmammal.oxfordjournals.org/content/96/5/895
www.sci-news.com/biology/science-hog-nosed-rat-sulawesi-snouter-hyorhinomys-stuempkei-03310.html
sains.kompas.com/read/2015/10/06/07503471/Tikus.Hidung.Babi.Ditemukan.di.Hutan.Perawan.Sulawesi

Baca artikel tentang tikus, cucurut, dan hewan Indonesia lainnya:

Tentang alamendah

Panggil saja saya Alamendah, tinggal di Pati, Jawa Tengah, Indonesia. Seorang biasa yang ingin berbagi dengan sobat.
Pos ini dipublikasikan di satwa dan tag , , , , , , . Tandai permalink.

Satu Balasan ke Tikus Hidung Babi (Hyorhinomys stuempkei) Genus Cucurut Baru

  1. yoriyuliandra berkata:

    Luar biasa… Indonesia adalah negara megabiodiversity terbesar di dunia jika digabungkan kekayaan diversity laut dan daratnya. Anyway, Heru adalah mahasiswa di kampus FMIPA Univ. Andalas 😉

Tulis Komentar Sobat

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.