Pulau Run di Maluku Tengah mempunyai sejarah yang mencengangkan. Pulau Run yang hanya pulau kecil di Kepulauan Banda, Maluku ini pernah ditukar dengan pulau Manhattan dengan kotanya New York City, Amerika Serikat.
Pertukaran antara Pulau Run dengan Pulau Manhattan ini tidak terlepas dari perseteruan antara Inggris dan Belanda yang sama-sama memperebutkan pulau Run. Wajar, saat itu pulau Run sebagai satu-satunya daerah yang memiliki pohon pala (Myristica fragans) mempunyai nilai strategis. Sehingga layak jika kemudian Belanda menyerahkan pulau Manhattan kepada Inggris untuk ditukar dengan pulau Run ini.
Sejarah Pertukaran Pulau Run dan Manhattan. Pada awal abad ke-17, pulau Run sebagai satu-satunya pulau yang ditumbuhi pohon pala yang menghasilkan rempah pala menjadi perebutan antara Belanda dan Inggris. Pada tahun 1603, Belanda memasuki pulau Run dan mulai membeli rempah pala. Pada tahun 1616 giliran Inggris dengan dipimpin Nathaniel Courthope, melakukan kontrak yang isinya penduduk setempat menerima Raja Inggris sebagai pemimpin berdaulat pulau ini. Belanda tidak terima sehingga mengepung pulau tersebut hingga pada tahun 1620, Inggris menyerah dan meninggalkan pulau Run.
Perebutan pulau Run antara Inggris dan Belanda terus berlangsung hingga tahun 1667. Kedua negara menyepakati Perjanjian Breda (Treaty of Breda) yang salah satunya berisi tentang penyerahan pulau Run kepada Belanda dengan ditukar pulau Manhattan yang diserahkan kepada Inggris.
Pulau Run Dulu dan Kini. Pulau Run (Rhun) merupakan pulau kecil di Kepulauan Banda, Indonesia. Pulau ini memiliki panjang 3 km dan lebar kurang dari 1 km. Secara astronomi terdapat pada 4°33′25.87″ LS dan 129°41′01.63″ BT sedang secara administratif, pulau ini termasuk wilayah Kec. Banda, Kab. Maluku Tengah.
Sejak dahulu, Pulau Run menjadi rebutan Belanda, Inggris, bahkan Portugis lantaran sebagai satu-satunya pulau yang ditumbuhi pohon pala yang menghasilkan rempah pala. Inggris pun kemudian membawa bibit pala ke beberapa daerah jajahannya seperti Grenada, Malaysia, Sri Lanka, dan Singapura.
Selain pala, pulau Run pun memiliki keindahan alam, terutama perairan dan bawah laut (taman laut), yang sangat menawan. Perairan sekitar pulau kecil ini setidaknya memiliki 3 titik penyelaman yaitu Tanjung Lokon, Tanjung Nailaka, Tanjung Noret dengan pesona terumbu karang dan biota laut lainnya yang menawan.
Kini, meskipun pulau Run masih menjadi penghasil pala terbesar (Indonesia menguasai 70% produksi pala dunia), namun anehnya justru Grenada lah yang lebih sering menjadi penentu harga pala dunia. Pesona alam pulau Run pun belum banyak yang melirik.
Dahulu pulau Run mungkin dianggap sebanding dengan pulau Manhattam, namun kini kita harus mengakui fakta tak terbantahkan; dunia (bahkan orang Indonesia sendiri) banyak yang lebih mengenal Manhattan dibandingkan pulau Run.
Referensi dan sumber gambar:
-
id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Rhun,_Banda,_Maluku_Tengah
-
id.wikipedia.org/wiki/Manhattan
-
sejarah.kompasiana.com/2011/04/08/new-york-dibarter-buah-pala-dari-maluku
Baca artikel tentang pulau Indonesia dan lingkungan hidup lainnya:
Begitu ‘saktinya’ tanaman pala. semoga tulisan ini meningkatkan semangat pengelolaan pulau Run.
Buah Pala memang kaya manfaat, dan ternyata Pulau penghasilnya dulu begitu sangat berharganya.
He…he…he
Gimana ya kalo jadi?
Saya juga baru dengar tentang pulau Run ini, Mas. Soale di pelajaran kita pas sekolah dulu hanya disebutkan Maluku sebagai penghasil rempah-rempah, tanpa dirinci di pulau apa tepatnya 🙂
coba dikelola dengan lebih baik pasti bisa terkenal lagi,,,aamiin,,,
astaga, aku kalau gak baca artikel ini gak bakal tau tentang pulau run.
Ga nyangka pulau Run memiliki sejarah yang menurut saya banyak kalangan tidak pernah tau akan sejarah ini termasuk saya yang baru baca di artikel ini. Artikel yang sangat bagus.
keren banget. jadi inget buku sejarah. kayak lagi baca buku nya ES ITO 😉
Begitu berharganya rempah-rempah di masa lalu bagi bangsa Eropa sehingga perlu ada perjanjian & pertukaran pulau agar masing-masing pihak berhenti berperang
itu baru pala, belum pundak lutut kaki… eh ..minyak, emas, tembaga,, de el el..nya Indonesia…
Indonesia memang negeri yg Kaya raya loh jinawi… I Love Indonesia..
MANTAP…
Manhattan (New Amsterdam atau Nieuw Amsterdam), pelabuhan utama di Amerika milik Belanda yang sudah sedemikian berharganya saat itu saja, masih di relakan Belanda utuk ditukar dgn Pulau run, yg cuma seluas 2 km persegi saja..! Itu lantaran biji pala (Myristica fragrans) saat itu ibaratnya sudah seperti Berlian dari Timur.
Konon, saat itu dua butir pala harganya sama dengan seekor kerbau besar, dan kalau seorang (petani, pekerja) biasa bisa memiliki (mencuri, atau menyelundupkan) pala sebanyak satu kantung kecil saja, dia dan keluarganya tidak perlu lagi bekerja untuk seumur hidup; semua kebutuhan hidupnya sudah cukup ditunjang dari uang hasil menjual pala itu.. Makannya, saat itu, setiap kali ada ‘bongkaran’ muatan kapal yg baru datang dari ‘East Indies’ di pelabuhan-pelabuhan sana, para pekerja dan pengangkut2 nya di jaga dan di periksa super ketat, bahkan dengan todongan senjata pula, bak para penambang berlian di Namibia saat ini.. katanya juga untuk menanggulangi pencurian pala, semua pekerja dana pengangkut pala diwajibkan memakai pakaian yang sama sekali tanpa kantung..
Harga pala yang begitu menggila saat itu, lantaran selain sebagai bahan rempah super mewah dan eksotik serta bahan obat-obatan, juga khususnya dipercaya dapat menyembuhkan Cacar Hitam yang sangat ganas saat itu, yang telah membunuh 1/3 penduduk Eropa sebelumnya.. (ingat kan dalam sejarah, tentang kasus “The Black Death..?” ). menarik sekali penggal sejarah mengenai Pulau Run ini.. Kita tunggu cerita2menarik selanjutnya dari Mas Alamendah..
keep the good work yaa.. 🙂
Salam,
duan
http://www.tualang.wordpress.com
http://www.plantaria.wordpress.com
***
Ping balik: Pemanasan Global Ancam Pulau-Pulau Kecil Indonesia | Alamendah's Blog
Ping balik: Bali Raih Gelar Pulau Terbaik Asia 2014 | Alamendah's Blog
Terimalah kasih ….. itulah keistimewaan pulau tempat aku di lahirkan.begitu penting dan nilai yang amat berharga di mata dunia.saya sangat mengharapkan semoga generasi bisa berjuang menuntut ilmu agar dapat menggali sejarah negeri ini,sehingga menjadi potensi nilai kepariwisataan kita khususnya wisata manca negara…