Kakatua raja (Probosciger aterrimus) atau Kakatua Hitam merupakan salah satu jenis burung kakatua Indonesia. Berbeda dengan jenis kakatua lainnya, kakatua raja mempunyai bulu berwarna hitam serta jambul yang berwarna hitam pula. Ukurannya sangat besar, mencapai 60 cm, menjadikannya sebagai spesies kakatua terbesar di Indonesia.
Di beberapa daerah Kakatua Raja disebut dengan berbagai nama yang berbeda. Nama-nama lokal tersebut antara lain alkai (Aru), awehie (Membramo), Kasmalas (Papua barat-laut), Mampais (Doreh), Sangya (Sorong), dan Siong (Andai). Sedangkan dalam bahasa Inggris burung paruh bengkok ini dinamai Palm Cockatoo, Cape York Cockatoo, Great Palm Cockatoo, Black Macaw, Great Black Cockatoo, atau Goliath Cockatoo.
Nama latin hewan dari famili Cacatuidae ini adalah Probosciger aterrimus (Gmelin, 1788), dengan nama sinonim Probosciger aterrinus (Gmelin, 1788). Terdapat empat subspesies kakatua raja yaitu P.a. aterrimus, P.a. goliath, P.a. stenolophus, dan P.a. macgillivrayi.
Diskripsi dan Karakteristik Kakatua Raja
Kakatua Raja berukuran besar dengan panjang tubuh mencapai antara 51-64 cm. Bulu tubuhnya berwarna hitam, jambul berwana hitam, dan pipi berwarna merah. Jambul ini dapat ditegakkan. Ukuran paruh sangat besar dan panjang (paruh betina lebih kecil) yang berwarna kehitaman. Lidah berwarna merah dengan ujung hitam. Sedangkan warna pada lingkar mata hitam, mata berwarna coklat gelap dan kaki abu-abu.
Selain bulunya yang berwarna hitam, ciri khas burung kakatua raja adalah saat terbang, bulu jambulnya terangkat tinggi (tegak berdiri). Suara burung kakatua raja saat memanggil berupa pekikan keras seperti bunyi keeyaank!, eeyohn! atau raah!. Juga suara siulan uree uree uree yurrr dengan berirama.
Hidup sendirian atau dalam kelompok kecil beranggota hingga 5 ekor burung. Burung Kakatua raja (Probosciger aterrimus) merupakan hewan diurnal yang aktif di siang hari. Makanan utamanya adalah biji-bijian yang besar dan keras, selain memakan buah dan tunas daun.
Habitat, Persebaran, dan Konservasi
Kakatua Raja merupakan burung asli Indonesia yang mendiami hampir di seluruh pulau Papua. Juga dijumpai di kepulauan Aru, pulau Misool (Kepulauan Raja Ampat) dan beberapa pulau kecil lainnya. Selain itu, burung paruh bengkok berwarna hitam ini hidup pula di Australia dan Papua New Guinea.
Burung Kakatua Raja mendiami habitat hutan hujan tropis dataran rendah, hutan meranggas, hutan sekunder, hingga kawasan tepi hutan hingga pada ketinggian 1.300 meter dpl.
Populasi secara global belum dapat dipastikan. Namun diperkirakan masih cukup banyak yang hidup di alam liar. Untuk subspesies Probosciger aterrimus macgillivrayi diperkirakan mempunyai populasi yang stabil dijumlah 3.000-an ekor dewasa. Karena itu International Union for Conservation of Nature dalam IUCN Red List hanya memasukkannya sebagai spesies Least Concern. Sedangkan Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES) memasukkannya dalam daftar Appendix I sejak 22 Oktober 1987. (baca : Daftar Burung Appendix I)
Di Indonesia, Kakatua Raja merupakan salah satu burung yang dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999.
Klasifikasi Ilmiah Kakatua Raja : Kerajaan: Animalia. Filum: Chordata. Kelas: Aves. Ordo: Psittaciformes. Famili: Cacatuidae. Genus: Probosciger. Spesies: Probosciger aterrimus.
Referensi dan gambar :
www.iucnredlist.org/details/22684723/0 www.catalogueoflife.org/col/details/species/id/11913254 www.birdlife.org/datazone/speciesfactsheet.php?id=1389 www.kutilang.or.id/burung/konservasi/kakatua-raja www.parrots.org/index.php/encyclopedia/profile/palm_cockatoo/ gambar : wikipedia.org dan www.parrots.org
Baca artikel tentang burung dan lingkungan hidup lainnya :
- Kakatua Tanimbar Jenis Kakatua Terkecil
- Kakatua Kecil Jambul Kuning Nyaris Punah
- Kakatua Putih Langka tapi Tidak Dilindungi
- Burung Perkici Buru (Charmosyna toxopei) Si Parrot Langka
- Burung Cendrawasih Burung Surga (Bird of Paradise)
kakaktua raja apakah masih ada atau sudah hampir punah gan?
terimakasih 😉
Masih ada, namun populasinya semakin menurun