Gajah Sumatera layaknya Sang Raksasa yang tiada daya. Tidak berdaya menghadapi keganasan manusia. Dengan tubuh besarnya yang mencapai tinggi 2,6 meter dan berat total maksimal 6 ton, menasbihkan gajah sumatera sebagai hewan darat terbesar di Indonesia. Sayang, ukuran tubuhnya masih tidak sanggup menandingi kerakusan para manusia.
Nama latin hewan ini adalah Elephas maximus sumatrensis dan merupakan salah satu subspesies dari gajah asia (Elephas maximus). Gajah Sumatera sejak 1986, oleh IUCN Red List dilabeli status Critically Endangered lantaran populasinya yang semakin terancam punah. Sehingga Alamendah’s Blog pun memasukkannya sebagai 25 Hewan Paling Langka di Indonesia.
Diskripsi Fisik dan Perilaku Gajah Sumatera
Gajah sumatera merupakan hewan darat terbesar di Indonesia. Tinggi badan gajah jantan mencapai antara 1,7 – 2,6 meter dengan berat mencapai 6 ton. Telinga lebih kecil dibanding gajah afrika. Pun gadingnya pun lebih pendek. Gajah Sumatera memiliki 5 kuku pada kaki depan dan 4 kuku di kaki belakang.
Seekor gajah sumatera (Elephas maximus sumatrensis) rata-rata memerlukan makanan hingga seberat 150 kg dan 180 liter air. Guna memenuhi kebutuhan makan tersebut, Sang Hewan Raksasa ini harus menjelajah hutan sejauh 20 km2 perhari. Daya jelajah gajah inilah yang sering kali menimbulkan konflik dengan manusia.
Hidup secara berkelompok. Dalam satu kelompok terdiri antara 3 hingga 20-an individu gajah. Kawanan gajah melakukan komunikasi dengan suara yang dihasilkan dari getaran pangkal belalainya. Suara ini bisa didengar oleh gajah lainnya hingga radius 5 km.
Layaknya spesies Elephas maximus (gajah asia) lainnya, gajah sumatera tidur dengan berdiri dan mengipas-kipaskan telinga. Mampu mendeteksi keberadaan air hingga radius 5 km. Gajah sumatera memasuki masa dewasa pada usia 10-12 tahun dan mempunyai umur rata-rata 70 tahun. Gajah betina hamil dalam siklus 4 tahunan dengan masa kehamilan selama 22 bulan. Dalam kehamilannya, gajah sumatera hanya melahirkan satu bayi gajah yang akan bersama induknya hingga berusia tiga tahun.
Habitat, Populasi, dan Konservasi Gajah Sumatera
Gajah sumatera mendiami pulau Sumatera mulai dari Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan dan Lampung. Dengan wilayah jelajahnya yang luas, gajah ini menggunakan lebih dari satu tipe habitat hutan mulai dari hutan rawa, hutan rawa gambut, hutan dataran rendah, hingga hutan hujan pegunungan rendah.
Populasi gajah sumatera terus menyusut. Tahun 2007 diperkirakan tinggal 2400-2800 ekor. Populasi ini terus mengalami penurunan. Ancaman terbesar terhadap populasi gajah sumatera adalah penyusutan habitat dan pembunuhan terhadap gajah.
Luas hutan sebagai habitat gajah semakin hari semakin berkurang akibat penebangan hutan, konversi lahan hutan menjadi perkebunan dan area pertanian, serta kebakaran hutan. Hutan Sumatera, yang merupakan salah satu situs warisan dunia di Indonesia, mengalami deforestasi yang cepat. Selain mengurangi populasi gajah, deforestasi pun membuat konflik antara gajah dengan manusia semakin meningkat.
Ancaman selanjutnya adalah pembunuhan terhadap gajah. Pembunuhan terhadap gajah didasari oleh perburuan gading dan konflik lahan antara gajah dan manusia. Berita tentang perseteruan antara manusia dan gajah yang berlanjut pada kematian gajah, baik langsung maupun diracun, dengan mudah kita temukan dalam berita-berita di beberapa tahun terakhir ini.
Akibat ancaman yang tinggi terhadap kelestarian satwa darat terbesar di Indonesia ini, IUCN Red List, menetapkan status konservasi gajah sumatera (Elephas maximus sumatrensis) sebagai Critically Endangered atau Kritis. Pun CITES, Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (konvensi perdagangan internasional untuk spesies-spesies flora dan satwa liar), memasukkannya dalam Apendix I.
Di Indonesia sendiri, gajah sumatera merupakan salah satu binatang yang dilindungi berdasarkan Undang-Undang No 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya dan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetaan Jenis Tumbuhan dan Satwa.
Sebagaimana disiarkan WWF Indonesia, tanpa langkah konservasi dan kepedulian semua pihak, gajah sumatera akan punah dalam 30 tahun ke depan. Kita semua pasti tidak berharap hal itu terjadi.
Klasifikasi ilmiah : Kerajaan: Animalia, Filum: Chordata, Kelas: Mammalia, Ordo: Proboscidea, Famili: Elephantidae, Genus: Elephas, Spesies: Elephas maximus, Supspesies: Elephas maximus sumatranus.
Referensi dan gambar : www.iucnredlist.org/details/199856/0; alamendah.org/2009/12/06/gajah-sumatera-sehari-makan-150-kg; www.savesumatra.org/index.php/newspublications/factsheet/3.0
Baca artikel tentang hewan Indonesia dan lingkungan hidup lainnya:
- Gajah Kerdil Kalimantan atau Gajah Pygmi Jawa
- Benarkah Gajah Merusak Kebun Warga?
- Saat Gajah Mati Tidak Meninggalkan Gading
- Orangutan Sumatera (Pongo abelii)
- Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) Diambang Punah
- Harimau Sumatera Semakin Langka
- Kelinci Belang Sumatera (Nesolagus netscheri) Asli Indonesia
Populasi hewan ini memang sudah hampir mendekati kepunahan, karena habitatnya yg sdh terganggu dengan perkembangan habitat manusia, dan juga keserakahan manusia, karena mahalnya harga gading gajah. Saya setuju bila semua orang menolak untuk membeli gading tersebut, agar para pemburu gading susah karena dagangannya ndak laku.
masalah utamanya memang perebutan wilayah. Antara gajah dan manusia sama-sama ingin bertahan hidup. Namun manusia yang dibekali kepandaian dan kebijaksanaan hendaknya bisa lebih arif dan bijaksana
Wah masa kehamlannya lama ya, berarti regenarasi lambat
Dan hanya satu bayi tiap masa kehamilan gajah
Terkadang kita sebagai manusia terlalu egois.
lucu ada anak gajahnya
150 ton wah banyak juga yah.. pantes gajah itu besar makan buanyakkkk hehehe
kasihan, gajah mati karena gadingnya….
Ping balik: Daftar Lengkap Hewan Dilindungi di Indonesia (Mammalia) | Alamendah's Blog
Mau nanya, min.
Apa gajah di Indonesia dari dulu cuma hidup di pulau Sumatra aja, tidak ada di pulau2 lain?
Terima kasih.