Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (lebih tepatnya: pembakaran hutan dan lahan) sudah menjadi siklus tahunan di Indonesia. Belum genap setahun yang lalu kabut asap melumpuhkan berbagai daerah di Indonesia, bahkan ‘mengekspor’ kabut asap tersebut ke beberapa negara tetangga, tahun ini siklus kabut asap kembali terulang.
Meski telah menjadi sebuah siklus tahunan di Indonesia, warga Indonesia (termasuk saya dan sobat), terkesan tak berdaya. Padahal bencana kabut asap ini bukan hanya telah merugikan lingkungan hidup (ekologi), namun telah berdampak langsung pada transportasi, kesehatan, pendidikan, hingga ekonomi.
Sebuah fakta yang aneh mengingat sebuah siklus seharusnya membuat kita semua bersiap dan waspada. Sehingga mampu melakukan tindakan pencegahan dan penanganan yang lebih baik. Bahkan menghentikan siklus itu! Namun ternyata ketika pada 2014 ini siklus kabut asap itu masih kembali hadir. Dan ternyata, kita kembali tak berdaya dan pasrah.
Mari Ikut Hentikan Siklus Kabut Asap di Indonesia
Sebuah penemuan mengejutkan (sebenarnya sudah dapat diprediksi) dari teman-teman Greenpeace Riau sebagaimana ditulis di situs Greenpeace. Pertengahan bulan Februari kemarin mereka mendatangi kembali lokasi kebakaran hutan tahun lalu di Kabupaten Rokan Hulu, Riau. Apa yang terjadi? Di lokasi yang setahun silam menjadi salah satu sumber kabut asap tersebut, kini menjadi perkebunan kelapa sawit. Deretan pohon sawit berusia kurang dari setahun tertanam rapi. Di salah satu titik berdiri pos keamanan yang di dindingnya tertulis nama sebuah perusahaan. Kebakaran hutan setahun yang lalu, pohon kelapa sawit berusia kurang setahun, dan pos sekuriti dengan nama sebuah perusahaan, adalah tiga hal yang cukup untuk ditarik sebuah kesimpulan.
Oleh karena itu, siklus kabut asap ini harus dihentikan. Jika sobat seorang blogger, tulis, tulis, dan tulis siklus kabut asap ini. Jika pun tidak mempunyai ide untuk menulisnya, sila copy paste artikel ini. Jika sobat seorang pengguna twitter, facebook, atau jejaring sosial lainnya, buatlah status tentang kabut asap atau bagikan artikel ini.
Jika sobat bukan siapa-siapa dan hanya sekedar warga negara Indonesia (atau warga dunia), ikutlah mendukung dengan bergabung mengisi petisi yang digalang oleh greenpeace “Protect Paradise: Melindungi Hutan Habitat Harimau Sumatera!” di mana penghentian pembakaran hutan (sebagai biang kabut asap) termasuk di dalamnya. Sobat blogger maupun bukan dapat menandatangani petisi di alamat ini: www.greenpeace.org/seasia/id/aksi-kamu/Protect-Paradise/campaignkit/#bergabung . Tunjukkan bahwa kita ingin siklus kabut asap dihentikan!
Kalau sobat bukan ‘sekedar warga negara Indonesia’ biasa (yang tidak mempunyai kekuasaan apa-apa), hentikan mengurus diri sendiri dan dengarkan suara warga negara Indonesia yang ingin siklus kabut asap dihentikan!
Referensi : http://www.greenpeace.org/seasia/id/blog/inilah-siklus-hidup-kami-kebakaran-hutan-kabu/blog/48346/ gambar : http://www.greenpeace.org/seasia/id
Baca artikel tentang lingkungan hidup dan kerusakan alam lainnya:
Main bakar untuk membuka lahan baru, tanpa memikirkan lingkungan dan manusia lain.
Mana lahan gambut lagi. Saya baru ikut ngomel-ngomel aja di depan TV untuk menghentikan kabut asap di Indonesia mas. Banyak saudara, teman yang mengeluh dengan kualitas udara di Sumatera.
kyaknya ini bukan karena kebakaran hutan.. tapi pembakaran hutan.. betul kan Mas?
tulisan ini membakar hati.
perlu dilaporke kementerian kehutanan ki.
kiro2 menterine s4 ngurusi gak ya.
nak gak s4 trus lapor sopo,,,,?
lapor bu Risma ach …
biar dijadikan KBS (Kebun Bintang Sumatra)
Ping balik: Mohon Segera Hentikan Siklus Kabut Asap di Indonesia | YSalma
di Bintan juga ada kebakaran hutan/ lahan..entah ini dibuat maksudnya di bakar dengan sengaja atau terbakar karena semak kan yang pasti rentan banget…soale juga udah 3 bulan nggak turun hujan..nggak enak banget di kepung asap
selalu berualng ya pak dari tahun ketahun, mudah2na sih segera bisa diselesaikan dan tidak terulang lagi
langganan banget yah riau ini 😦
Indonesia bagian Sumatera ini kayaknya emang sudah jadi kebiasaan nih bakar-bakar hutan sembarangan. #PrayForRiau
Efek Asap Riau Kemana-mana sampai, kalo sudah asap, bawa kendaraan susah
Saya bantu lewat do’a aja kang
asapnya surplus sampai diekspor ke negeri jiran
Ping balik: Hari Hutan Internasional Tahun 2014 | Alamendah's Blog
manusia memang sangat rakus
yang harus di jaga malah di tebang dan di bakar…
Semua berawal dari arogansi pemilik perkebunan kelapa sawit yang ingin membuka lahan baru