Berdasarkan survei terbaru (monitoring) selama tahun 2013 di pastikan jumlah badak jawa (Rhinocerus sondaicus) yang mendiami Taman Nasional Ujung Kulon ada sejumlah 58 ekor. Jumlah ini mengalami kenaikan dibanding monitoring pada tahun sebelumnya yang hanya mencatat 51 ekor badak jawa.
Hasil monitoring yang dilakukan oleh Balai Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) ini sebenarnya berhasil mengidentifikasi 60 individu badak jawa yang berbeda. Jumlah ini terdiri atas 52 individu yang telah teridentifikasi pada sensus sebelumnya (2011-2012) dan 8 individu badak jawa yang baru terekam pada sensus 2013. Namun 2 individu di antaranya, tidak terekam kembali dan ditemukan mati.
Kedua badak jawa yang mati adalah badak bernama Sudara yang mati pada Februari 2012 dan Iteung yang mati pada Juni 2013. Sedangkan badak yang tersisa, 58 ekor, terdiri atas:
- Badak jawa anak sejumlah 8 ekor yang terdiri atas 5 jantan dan 3 betina
- Badak jawa dewasa sejumlah 50 ekor yang terdiri atas 30 jantan dan 20 betina
Usaha Menghitung Jumlah Badak Jawa
Badak jawa yang mempunyai nama latin hewan Rhinocerus sondaicus, merupakan salah satu hewan langka di dunia. Juga menjadi badak paling langka dibandingkan empat spesies badak lainnya. Tercatat sebagai satwa berstatus critically endangered dalam ‘daftar merah International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN). Terdaftar sebagai Apendiks I Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES). Dan juga masuk sebagai salah satu hewan yang dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Tumbuhan dan Satwa Liar.
Habitat badak jawa (Javan Rhinoceros) hanya tersisa di satu tempat yakni Taman Nasional Ujung Kulon Banten setelah populasi yang berada di Taman Nasional Cat Tien Vietnam dinyatakan punah oleh WWF (World Wide Foundation) pada Oktober 2011.
Usaha untuk menghitung populasi badak jawa di TNUK telah dilakukan sejak lama. Monitoring sejak tahun 1967 dengan cara yang sederhana, yakni dengan mengamati jejak badak mulai dari jejak kaki, kotoran, urine, bekas tumbuhan yang dimakan, dan bekas gesekan pada batang pohon. Hasil dari metode ini jauh dari sempurna dan kerap jadi perdebatan.
Pada tahun 2011 Balai TNUK mulai menggunakan kamera trap dengan memasang 40 kamera di Taman Nasional Ujung Kulon. Jumlah kamera ini ditambah hingga sejumlah 120 kamera pada tahun 2013.
Pemasangan kamera pengintai usaha untuk menentukan jumlah individu badak jawa lebih akurat. Berdasarkan hasil identifikasi terhadap rekaman video pada tahun 2011 ditemukan 35 individu badak jawa, yang terdiri dari 22 individu jantan dan 13 individu betina. Selanjutnya pada tahun 2012, berhasil diidentifikasi minimal 51 individu badak jawa, yang terdiri dari 29 individu jantan dan 22 individu betina.
Hasil monitoring yang mencatat 58 individu badak jawa ini mendapat apresiasi dari berbagi pihak. Pun menjadi modal dasar dalam memetakan dan merencanakan usaha-usaha pelestarian badak jawa dari ancaman kepunahan.
Klasifikasi ilmiah : Kerajaan: Animalia. Filum: Chordata. Kelas: Mammalia. Ordo: Perissodactyla. Famili: Rhinocerotidae. Genus: Rhinoceros. Spesies: Rhinoceros sondaicus.
Referensi : www.iucnredlist.org/details/19495/0 nationalgeographic.co.id/berita/2014/03/survei-terakhir-masih-ada-58-badak-jawa alamendah.org/2011/11/01/gawat-badak-jawa-betina-tinggal-4-ekor alamendah.org/2009/10/02/badak-jawa-satwa-terlangka-di-dunia www.ujungkulon.org/berita/221-hasilmonitoringbadakjawatahun2013
Baca artikel tentang hewan Indonesia dan lingkungan hidup lainnya:
mari kita jaga populasi hewan langka di indonesia ini, biar tetap ada,,,
Sebuah usaha yang baik ya pak alamendah untuk menyelamatkan badak Jawa.Salam pak.
Kalau sudah diketahui jumlahnya, maka perawatan akan keberlangsungan hidup mereka akan mudah teridentifikasi
miris sekali… 😦
semakin menipis ya pak jumlahnya
harus terus di lestraikan supaya tidak punah
Dengan mengetahui populasi diharapkan dapat dilakukan langkah -langkah konservasi yang tepat
bole minta ijin bwat numpang iklan disini ?
ya Allah
mesakke
semoga gak tinggal katanya aja lagi ya, mari kita lestarikan binatang langka
ada banyak sekali perubaha di blog ini, wah salut mas, tetap semangat nge blog nya
Perubahan apaan? Perubahan jadi jarang update ya? 😀
wajib dilestarikan atuh, biar enggak punah
mau gak mau, malu gak malu Saudara Badak harus kita lestarikan, kita jaga habitatnya dan kita lundungi dari semua marabahaya
hal yang seperti ini harus tetap di lestarikan. lanjutkan
Pak sumber datanya dari mana yah?