Orangutan kalimantan atau Pongo pygmaeus adalah salah satu spesies orangutan disamping orangutan sumatera. Sesuai namanya, orangutan kalimantan (Pongo pygmaeus) hidup di pulau Kalimantan dan merupakan spesies endemik pulau tersebut.
Meskipun populasinya lebih banyak dibandingkan orangutan sumatera, namun bukan berarti orangutan kalimantan bebas dari ancaman kepunahan. Orangutan kalimantan termasuk salah satu satwa langka Indonesia dengan status konservasi endangered (terancam).
Hewan ini mempunyai nama latin Pongo pygmaeus. Sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Bornean Orangutan. Orangutan kalimantan terdiri atas 3 subspesies yaitu Pongo pygmaeus morio, Pongo pygmaeus pygmaeus, dan Pongo pygmaeus wurmbii.
Ciri-ciri dan Diskripsi Orangutan Kalimantan. Orangutan kalimantan tidak berbeda jauh dengan saudaranya, orangutan sumatera. Postur tubuhnya lebih besar dibanding orangutan sumatera. Orangutan kalimantan (Pongo pygmaeus) mempunyai berat tubuh sekitar 50 – 100 kg (jantan) dan 30-50 kg (betina) dengan tinggi rata-rata 1,5 meter.
Bulunya berwarna coklat kemerahan, memiliki lengan yang panjang dan kuat, kaki pendek, dan tidak memiliki ekor. Pejantan orangutan kalimantan memiliki benjolan dari jaringan lemak di kedua sisi wajah yang mulai berkembang di masa dewasa setelah perkawinan pertama.
Orangutan kalimantan merupakan binatang omnivora walaupun lebih menyukai tumbuhan. Makanannya adalah buah, dedaunan, kulit pohon, bunga, telur burung, serangga, dan vertebrata kecil lainnya. Hewan endemik kalimantan ini aktif di siang hari (diurnal). Mereka berkomunikasi dengan suara.
Daerah Persebaran, Populasi, dan Konservasi. Sebagai hewan endemik kalimantan, orangutan ini hanya terdapat di Kalimantan (Indonesia dan Malaysia). Habitatnya adalah hutan di daerah dataran rendah hingga daerah pegunungan dengan ketinggian 1.500 meter dpl.
Subspesies Pongo pygmaeus pygmaeus (Northwest Bornean Orangutan) dapat ditemukan di Serawak (Malaysia) dan Kalimantan bagian barat laut. Subspesies Pongo pygmaeus wurmbii (Central Bornean Orangutan) terdapat di Kalimantan Tengah dan bagian selatan kalimantan Barat. Sedangkan subspesies Pongo pygmaeus morio (Northeast Bornean Orangutan) dijumpai di Kalimantan Timur (Indonesia) dan Sabah (Malaysia).
Populasi orangutan kalimantan memang lebih banyak dibandingkan saudaranya orangutan sumatera. Populasinya diperkirakan antara 45.000 hingga 69.000 ekor (Caldecott and Miles 2005). Beberapa lokasi yang menjadi habitat binatang endemik langka ini antara lain Taman Nasional Betung Kerihun (2000 ekor), TN Danau Sentarum (500 ekor), TN Bukit Baka Bukit Raya (175 ekor), TN Gunung Palung (2.500 ekor), dan Bukit Rongga serta Parai (1000 ekor).
Populasi orangutan kalimantan ini semakin hari mengalami penurunan akibat dari rusaknya habitat (kerusakan hutan), kebakaran hutan, pembalakan hutan, menciutnya luas hutan, serta perburuan dan perdagangan liar.
Karena itu IUCN Redlist memasukkan orangutan kalimantan dalam status endangered (terancam) sejak tahun 1994. Sedangkan CITES memasukkannya dalam daftar Apendiks I yang berarti tidak boleh diperdagangkan. Pemerintah Indonesia juga telah memasukkan spesies ini sebagai satwa yang dilindungi.
Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Mamalia; Ordo: Primata; Famili: Hominidae; Genus: Pongo; Spesies: Pongo pygmaeus.
Referensi dan gambar:
Baca artikel tentang hewan dan alam lainnya:




Salam Takzim
Orang hutan ini pernah saya lihat di KBR kang, lucu gak bisa diam meluntai luntai tubuhnya di tali pohon buatan dan juga batang pohon buatan hehehe
Terima kasih kang sudah berkunjung sebelum berangkat ngontel mampir dulu
Salam Takzim Batavusqu
Selamat ngontel, Pak
Dengan melihat sikon populasinya yang semakin menurun, semoga ada kepedulian untuk menjaga bersama kelestarian hutan sesuai habitat komunitas aslinya.
SALAM…
Ijin mengamankan yang ke Empat pak. Salam kenal dari saya dan jangan lupa juga untuk sekedar BW ke blog saya yang sederhana.
Salam kenal 🙂 Yap. Di daerah Kalteng, lumayan banyak pusat pelestarian untuk makhluk ini. Uniknya, justru lembaga-lembaga pelestarian itu banyak berasal dari luar negara kita. Yang ditakutkan, kepunahan mereka akan merusak keseimbangan alam.
Kita harus belajar dari orangutan biar populasi manusia nggak mbludag…
Pakdhe, kalau mau punya anak pandawa lima enggak boleh enggak ya?
orang utan sekarang ini sudah banyak yang di bawa ke kota oleh manusia,sementara tempat tinggalnya dihutan dijarah manusia untuk dijadikan ladang dan pemukiman,kalau populasi manusia sudah membludak nantinya,tempat tinggal binatang akan tersisihkan, sungguh kasihan nasib mereka
Namanya lucu juga ya, Mas..
Pongo..
kok sepeerti foto saya ya… apa karena saya orang kalimantan?
hehehe.. Aku lagi pengen pelihara sugar glider nih mas..
Bahas sugar glider dong 😀
Ho ho ho mas BUdies ono ono wae… mudeng ra mas lako orang kalimantan ….
Wah….. di Jakarta mungkin saya hanya dapat melihat orang hutan di kebun binatang mas. Namanya mengingatkan saya pada kucing peliharaan tetangga saya di rumah mas.
Sukses selalu dan salam untuk keluarga.
Salam
Ejawantah’s Blog
masih banyak lagi hewan yang hampir punah
kita harus merawatnya tw,,,
kita harus menjaga dan merawatnya tw biar g semakin banyak hewan yang punah
ini Pongo yang di Taman Mekarsari itu ya?! 😉