Indonesia saat ini memiliki tujuh Cagar Biosfer yang diakui secara internasional. Ke-7 Cagar biosfer di Indonesia adalah Cagar Biosfer Cibodas, Komodo, Lore Lindu, Tanjung Puting, Gunung Leuser, Siberut, dan Giam Siak Kecil Bukit Batu.
UPDATE: Saat ini (Maret 2016), Indonesia memiliki 11 Cagar Biosfer yang diakui oleh Unesco.
Cagar Biosfer (Biosphere Reserves) merupakan situs yang ditunjuk oleh berbagai negara melalui kerjasama program MAB-UNESCO (Man and The Biosphere Programme – United Nations Education Social and Cultural Organization) untuk mempromosikan konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan, berdasarkan pada upaya masyarakat lokal dan ilmu pengetahuan yang handal.
Cagar Biosfer menjadi kawasan yang menggambarkan keselarasan hubungan antara pembangunan ekonomi, pemberdayaan masyarakat dan perlindungan lingkungan, melalui kemitraan antara manusia dan alam, cagar biosfer adalah kawasan yang ideal untuk menguji dan mendemonstrasikan pendekatan-pendekatan yang mengarah kepada pembangunan yang berkelanjutan pada tingkat regional.
Di seluruh dunia terdapat 564 situs dari 109 negara yang ditetapkan oleh MAB-UNESCO sebagai Cagar Biosfer. Indonesia sendiri memiliki 7 kawasan yang ditetapkan sebagai Cagar Biosfer. Ketujuh kawasan Cagar Biosfer di Indonesia yaitu:
-
Cagar Biosfer Cibodas. Ditunjuk pada tahun 1977, Cagar Biosfer Cibodas terdapat di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (Jawa Barat) dengan kawasan inti seluas seluas 15.196 ha yang ditetapkan pada tahun 1980.
-
Cagar Biosfer Komodo. Ditunjuk pada tahun 1977, Cagar Biosfer Komodo terdapat di Taman Nasional Komodo (Nusa Tenggara Timur) dengan kawasan inti seluas 173.300 ha yang ditetapkan pada tahun 1990.
-
Cagar Biosfer Lore Lindu. Ditunjuk pada tahun 1977, Cagar Biosfer Lore Lindu terdapat di Taman Nasional Lore Lindu (Sulawesi Tengah) dengan kawasan inti seluas 229.000 ha yang ditetapkan pada tahun 1993.
-
Cagar Biosfer Tanjung Puting. Ditunjuk pada tahun 1977, Cagar Biosfer Tanjung Puting terdapat di Taman Nasional Tanjung Puting (Kalimantan Tengah) dengan kawasan inti seluas 415.040 ha yang ditetapkan pada tahun 1982.
-
Cagar Biosfer Gunung Leuser. Ditunjuk tahun 1981, Cagar Biosfer Gunung Leuser terdapat di Taman Nasional Gunung Leuser (Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara) dengan kawasan inti seluas 792.675 ha yang ditetapkan pada tahun 1980.
-
Cagar Biosfer Siberut. Ditunjuk tahun tahun 1981, Cagar Biosfer Siberut terdapat di Taman Nasional Siberut (Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat) dengan kawasan inti seluas 190.500 ha yang ditetapkan pada tahun 1993.
-
Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu. Ditunjuk dan ditetapkan pada tahun 2009, Cagar Biosfer terdapat di Riau dengan kawasan inti seluas 174.500 ha yang terdiri atas perpaduan antara kawasan konservasi (Suaka Margasatwa Giam Siak Kecil dan Suaka Margasatwa Bukit Batu) dan hutan produksi milik swasta yang tidak dikonversi.
- Cagar Biosfer Wakatobi. Ditetapkan pada tahun 2012 dengan luas kawasan inti mencapai 54.568 ha. Terletak di provinsi Sulawesi Utara.
- Cara Biosfer Bromo Tengger Semeru Arjuno. Ditunjuk pada tahun 2015 dengan luas kawasan inti sekitar 78.144 ha. Terletak di pegunungan Bromo, Tengger, Semeru, Arjuno, dan Welirang, di provinsi Jawa Timur.
- Cagar Biosfer Bonerate Kepulauan Selayar. Ditunjuk pada tahun 2015 dengan kawasan inti seluas 530.765 ha (berupa daratan dan laut). Terletak di provinsi Provinsi Sulawesi Selatan.
- Cagar Biosfer Blambangan. Jawa Timur
Dalam pengelolaannya suatu Cagar Biosfer dibagi menjadi 3 zona yang saling berhubungan, yaitu :
-
Area inti (Core Area) adalah kawasan konservasi atau kawasan lindung dengan luas yang memadai, mempunyai perlindungan hukum jangka panjang, untuk melestarikan keanekaragaman hayati beserta ekosistemnya.
-
Zona penyangga (Buffer Zone) adalah wilayah yang mengelilingi atau berdampingan dengan area inti dan teridentifikasi, untuk melindungi area inti
dari dampak negatif kegiatan manusia. -
Area transisi (Transition Zone) adalah wilayah terluar dan terluas yang mengelilingi atau berdampingan dengan zona penyangga.
Ketujuh situs Cagar Biosfer di Indonesia masih terpusat di Indonesia bagian barat. Tiga situs terdapat di pulau Sumatera dan masing-masing satu kawasan di pulau Kalimantan, Jawa, dan Nusa Tenggara. Karena itu, saat ini pemerintah tengah mengkaji pendirian Cagar Biosfer di berbagai wilayah di Indonesia bagian timur utamanya di kawasan Maluku dan Papua.
Referensi dan gambar:
-
mab-indonesia.org
-
commons.wikimedia.org
Baca artikel tentang alam lainnya:





Pasti asyik kalo bisa ke sana
Tergantung mau apa ke sana…
hehehehe
Pasti asyik kalo bisa ke sana sambil hunting foto
Nah, kalau hunting foto pasti akan mendapatkan obyek yang berlimpah.
harusnya indonesia punya lebih byk cagar biosfer. kenapa hny 7 yg diakui dunia. sungguh kejam..
Yups. Kenapa hanya tujuh?. Keknya kini ada upaya dari pemerintah dan LIPI untuk menambah cagar biosfer di Indonesia.
wadooh aku jadi sumringah namaku ada di atas.
semoga daftar ini semakin bertambah dengan semakin perhatiannya pemerintah menetapkan kawasan untuk penyelamatan lingkungan hidup.
Jadi ingat saat saya ngeyel kalau jumlahnya cuman enam. Padahal yang satu lokasinya malah paling dekat, Cibodas. Hehehehehe….
Keren, Mas Alamendah dah pernah ke 7 Biosfer itu..? Jadi pengen kesana..
bagaimana kalau kita bareng-bareng ke sana?
Bagus ni mas.. Perlu dikembangkan… 🙂
Kembang mawar atau kembang desa?
Kita berharap cagar biosfir tetap terjaga kelestariannya. Tidak rusak atau dirusak manusia. Semoga..
__
Mas Alam,
Lama saya tak berkunjung ke blog bagus ini. Mohon maaf.
Semoga Allah SWT senantiasa memberi berkah tak terbatas kepada Mas Alam dan keluarga.
amin ya Robbal alamin
Sayapun akhir-akhir ini makin jarang ‘keluyuran’. Keknya pekerjaan dan aktifitas offline makin menyita waktu saja.
Izin mengamankan kedelapaxnnnsss
gw muncul lagiii, jhahaha
Iya, nih. Rindu banget sama kokoleceran (baling-baling bambu). Kemana aja??
Oh Indonesia betapa kaya nya negeriku, sampai Biosfer aja begitu banyak kita miliki 🙂
Sebenrnya sih masih kurang. Dengan wilayah yang sedemikiaan luasnya mestinya Indonesia punya lebih dari itu
Semoga cagar biosfer di Indonesia ini tetap terjaga dan lestari. Perlu langkah-langkah sosialisasi agar masyarakat mengerti apa itu cagar biosfer dan bagaimana fungsinya bagi ekosistem alam indonesia serta bagaimana menjaganya?.
Lumayan banyak juga yah biosfer kita 🙂
Biosfer itu adalah titipan bagi kita terhadap anak cucu kemudian.. kalau bukan kita (dan blogges) memabantu mengingatkan dan melestarikannya, ini akan menjadi sebuah cerita saja..
Seneng udah bisa mampir kesini, salam hangat dari Baghdad, Iraq…
Di kunjungi pada saat liburan seperti ini, kayaknya asik ya mas ….
dari pada ketempat wisata yang itu-itu aja …..
mangtafff
baru tahu ane
aku juga baru tahu nie…