13 negara berhasil rumuskan landasan World Tiger Summit. Ketiga belas negara pemilik harimau (Panthera tigris) atau Tiger Range Countries (TRCs) yang mengikuti Pre Tiger Summit Partners Dialouge Meeting pada 12-14 Juli 2010 di Bali berhasil merumuskan dua naskah penting sebagai landasan Konferensi Tingkat Tinggi penyelamatan Harimau (World Tiger Summit) yang akan dilangsungkan di St. Petersburg, Russia, 15-18 September 2010.
Kedua naskah yang merupakan landasan World Tiger Summit (Konferensi Tingkat Tinggi penyelamatan Harimau) adalah draf Rencana Pemulihan Harimau Dunia (Global Tiger Recovery Plan) yang merupakan draf kesepakatan antar negara untuk pelestarian harimau.

Anak harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) (dok: http://www.worldwildlife.org)
Naskah kedua adalah konsep Deklarasi Para Kepala Negara (Leaders Declaration) dalam rangka mendua-kali-lipatkan populasi harimau dunia di alam pada tahun 2022. Tahun 2022 merupakan tahun Harimau berikutnya dalam penanggalan Cina.
Dalam Pre Tiger Summit Partners Dialogue Meeting yang diadakan di Nusa Dua Bali pada tanggal 12 hingga 14 Juli 2010 tersebut dihadiri oleh 13 delegasi dari Bangladesh, Bhutan, China, India, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Nepal, Rusia, Thailand, dan Vietnam. Ke-13 negara tersebut Tiger Range Countries (TRCs) atau negara-negara yang menjadi sebaran alami harimau.
Ke-13 negara memaparkan rencana pemulihan populasi harimau di negaranya masing-masing. Rencana di tingkat negara tersebut menjadi dasar bagi Rencana Global Pemulihan Harimau Dunia (Global Tiger Recovery Plan) yaitu sebuah rencana mendua-kali-lipatkan populasi harimau dunia di alam pada tahun 2022. Global Tiger Recovery Plan diharapkan menjadi Deklarasi Para Kepala Negara (Leaders Declaration) dalam World Tiger Summit (Konferensi Tingkat Tinggi penyelamatan Harimau) yang akan digelar di Russia.
Acara yang juga dihadiri pula oleh para pakar, Global Tiger Initiative/World Bank, LSM nasional / internasional, media masa dan lembaga donor itu menyepakati poin-poin yang akan menjadi elemen kunci dalam naskah “Deklarasi Bersama Kepala Negara” dengan poin-poin diantaranya sebagai berikut:
- Adanya kesepakatan bahwa harimau (Panthera tigris) merupakan satwa kunci bagi sehatnya sebuah ekosistem;
- Bahwa upaya konservasi harimau merupakan tugas dan tanggungjawab masing-masing-masing negara, tetapi dukungan finansial dan teknis dari komunitas internasional dalam upaya penyelamatan harimau alam masih sangat dibutuhkan;
- Bahwa 13 negara akan bekerjasama dalam menangani masalah-masalah terkait harimau di lintas negara, termasuk memastikan terakomodirnya wilayah jelajah dan pengelolaan bersama kawasan konservasi harimau;
- Mendesaknya peningkatan upaya penegakan hukum guna mengurangi penyelundupan bagian-bagian tubuh harimau dan untuk memberantas perburuan liar, salah satu penyebab hilangnya populasi harimau;
- Perlunya mengidentifikasi dan meningkatkan upaya perlindungan habitat kunci bagi harimau (Panthera tigris), khususnya kawasan kritis tempatnya berkembang biak;
- Meningkatkan upaya perlindungan harimau dengan mengimplentasikan tim patroli secara sistematis di kawasan habitat harimau, sekaligus melindungi satwa mangsanya.

Pre Tiger Summit Partners Dialouge Meeting, Nusa Dua, Bali (gambar: http://www.wwf.or.id)
Pertemuan di Bali merupakan tindak lanjut proses pertemuan antar negara yang pernah diadakan sebelumnya di Kathmandu, Nepal dan Hua-Hin, Thailand. Pertemuan yang diadakan di Kathmandu, Nepal pada Oktober 2009 menghasilkan rekomendasi 15 aksi global untuk menghentikan laju kepunahan dan memulihkan populasi harimau di dunia beserta komitmen sejumlah negara; sedangkan pertemuan tingkat menteri di Hua-Hin, Thailand “Asian Ministerial Conference on Tiger Conservation” telah menghasilkan Deklarasi untuk mendukung konservasi harimau dunia dan meningkatkan populasi harimau dunia menjadi dua kali lipat pada tahun 2022, yaitu Tahun Harimau berikutnya.
Saat ini jumlah harimau di seluruh dunia diperkirakan hanya tersisa 3200 individu yang terdiri atas enam subspesies yaitu harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae), Bengal (P. tigris tigris), Amur (P. tigris altaica), Indochina (P. tigris corbetti), Cina Selatan (P. tigris amoyensis), dan Malaya (P. tigris jacksoni). Semoga niatan baik ini mampu meningkatkan populasi harimau menjadi dua kali lipat pada tahun 2022, saat tahun Harimau tiba.
Referensi: http://www.worldwildlife.org, gambar: http://www.worldwildlife.org.
Baca artikel tentang alam lainnya:



Ping-balik: Indonesia Jadi Tuan Rumah Konferensi Harimau | Alamendah's Blog
1 (satu) ;-P
2 (dua) ;-D
2 (dua) ;-P
3 (tiga) ;-P
gak sekalian (Maaf) izin mengamankan KELIMAAAX dulu. Boleh, kan?!
Wah sisa 3200 saja? Sedikit sekali. Perawatan harimau2 di kebun binatang jg hrs bener2 diperhatikan biar harimau always sehat.
Syukur Indonesia sebagai Tuan Rumah, jadi mau nggak mau harus ikut.
Apesnya, sampai sekarang saya belum pernah melihat harimau sekalipun hanya dikandang, dikalimantan hanya ada Macan Akar 😦
Indonesia pegang peranan penting lantaran 12% populasi harimau ada di Indonesia.
Bagus tuh landasan rumusannya, semoga aj pelestarin harimau yg sdh langka ntu benar benar dilakukan dan bisa berjalan baik.
oke dech.. dukung pelestarian satwa…
ternyata ada ya pertemuan yang khusus membahas harimau
wao….
salut2 😀
Asal jangan sampai si harimau berkeliaran di kampung-kampung!
Kucing besarku yang malang,,, tapi saya tinggal di ponorogo
Hidup Indonesia senang dech diadakan di Bali, berarti masih diberi kepercayaan hee, mengenai jenis Harimau saya kurang paham kang, cuman waktu melihat secara dekat prilaku Harimau di Marine Park Zone Gianyar bali, ada jenis yang kalau siang dia tidur melulu dan kalau malam baru dia keliaran begitu yang diterangkan oleh guide nya, nah Harimau Putih yang jati obyek foto saya karena dia sedang merayu pasangannya hee
Keknya harimau gak bakalan punah yah dari muka bumi ini 😀