El Nino mulai ancam Indonesia, demikian yang saya tangkap dari apa yang disampaikan oleh para ahli baik dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) maupaun pihak luar seperti International Research Institute (Amerika Serikat). Negara-negara di kawasan timur equator Pasifik, termasuk Indonesia, harus mulai waspada dengan ancaman gejala El Nino yang dampaknya mulai terasa sejak pertengahan 2009 ini.
Setahu saya, El Nino merupakan sebuah siklus alam yang ditandai dengan menghangatnya suhu perairan tropis (suhu laut) di bagian Timur Samudera Pasifik yang bertambah panas secara tidak wajar. Sebaliknya, perairan di sebelah barat ekuator Pasifik (termasuk perairan Indonesia) akan cenderung mendingin. Karena suhu muka laut menghangat di timur Pasifik, negara- negara di barat Pasifik, seperti AS dan Amerika Latin akan mengalami curah hujan yang tinggi dan berpotensi datangnya badai tropis lebih tinggi dari kondisi normal, sedangkan di kawasan Atlantik curah hujan lebih sedikit. Hal ini yang menyebabkan tidak terjadi penguapan atau pembentukan awan hingga kurang hujan di kawasan timur Indonesia.
Lebih lanjut diperkirakan puncak El Nino akan terjadi antara bulan Agustus hingga Oktober 2009. Jika perkiraan ini benar, maka akan terjadi musim kemarau yang lebih panjang yaitu hingga bulan Desember 2009 atau bahkan awal 2010. Menghadapi El Nino, daerah yang perlu waspada kelangkaan hujan adalah NTT dan NTB, wilayah selatan Papua dan Maluku serta Sulawesi Selatan, pantai utara Jawa, dan Lampung.
Dampak terparah dari El Nino 2009-2010 di Indonesia akan membuat 80.000-150.000 hektar lahan pertanian mengalami kekeringan. Hal ini akan mengakibatkan sedikitnya juga akan menyebabkan 10.000 sampai 35.000 hektar lahan padi mengalami puso atau mati.
Selain itu El Nino juga mendatangkan ancaman kekeringan di sejumlah daerah di Indonesia. Padahal saat ini ketersediaan air tanah permukaan tinggal 40-60 persen. Yang berarti ketersedian air hanya mencukupi hingga tiga bulan mendatang dalam kondisi tak ada hujan. Di samping itu, El Nino berpeluang memperbesar ancaman kebakaran hutan dan lahan gambut.
Tahun 1997 Indonesia mengalami kekeringan panjang sebagai dampak El Nino. Sawah, sungai, dan badan air mengering, hutan gambut terbakar di Sumatera dan Kalimantan sehingga Indonesia diposisikan sebagai emiter gas rumah kaca terbesar ketiga di dunia di bawah AS dan China. Selain itu, El Nino saat itu mengakibatkan ratusan orang tewas ketika musim kering yang dahsyat melanda berbagai wilayah Asia dan Australia, sementara hujan lebat dan banjir merendam kawasan Amerika Selatan.
Saya yang awam hanya berharap agar pemerintah kita segera tanggap dan mengambil berbagai tindakan antisipasi sehingga El Nino tahun 2009 ini tidak terlalu memberikan dampak yang buruk buat masyarakat, lingkungan dan perekonomian nasional.
Baca juga;
- Alamku Sayang Alamku Malang
- Pemanasan Global Bunuh 315.000 Orang
- Tema Hari Lingkungan Hidup Sedunia
- Berkenalan dengan Terumbu Karang Indonesia
- Mengenal Survival
- Muncak Pertama Muncak Terakhir
- Jadikan Pulau Komodo Sebagai 7 Keajaiban Dunia
Gambar dari: http://static.liputan6.com/200907/090731aktual_elnino.jpg
wah… el nino ini kayaknya memang akan bikin masalah.
@ria: el nino, bukan untuk ditakuti tetapi untuk dihadapi dengan penuh persiapan diri!
@Fenti: gak juga asal kita dan pemerintah siap!
@cenya95: makin hari intensitas el nino makin sering. mungkin ada kaitannya dengan pemanasan global. berarti imbas dari perbuatan kita juga, kan?
@Yep: tapi Yep sudah siap, kan? Saya malah belum, tuh…
@Blog Ijo: Mungkin Tores-nya suka panas dingin dan jadi badai bagi lawan2nya, makanya dapat el nino.
@4sudut: saya barusan dari sana, bro…
@zoe; el nino-nya ngefans tores kali…
@iskandaria: tetapi kekeringan yang berkepanjangan = potensi kebakaran hutan makin besar = kabut asap makin pekat.
@Fanda: Terima kasih…
Ntar tak jenguknya
@diazhandsome: emang kudu optimis
@sikem: asal persiapannya baik saya yakin kita bisa melewatinya.
@zefka: kayaknya perlu di bom, Bang! (ngaco!!!)
dampak2 alam seperti ini sudah rutin datang seperti layaknya banjir , tp kok antisipasi pemerintah nampaknya selalu kurang
entah kepeduliannya kurang apa emang bangsa kita msh kurang mampu yah
mas alam, artikel ini menarik. mohon koreksi, bila terjadi el nino di indonesia (barat pasifik), maka sebaliknya terjadi la nina di amerika selatan (timur pasifik)?
saya pikir tak hanya pemerintah, seluruh elemen masyarakat, termasuk kita sendiri juga harus mewaspadai dan mengantisipasi gejala musim kering yang panjang dengan tindakan bijak dalam penggunaan air dan sumber-sumber alam lainnya. bukan begitu, mas alam?
kita doakan aja supaya dampaknya gak terlalu mempengaruhi kondisi pertanian di indonesia…
moga pemerintah tanggap akan hal ini….
@fandhie: Emang banyak yang bilang, sistem penanggulangan bencana di negara kita belum menemukan sistematika yang pas.
@marshallow: Setahu saya La Nina merupakan kebalikan dari El Nino. So, El Nina merupakan menurunnya suhu permukaan laut di sebelah timur equator di Samudra Pasifik, sebaliknya El Nino merupakan meningkatnya suhu permukaan air laut di sebelah timur equator Samudra Pasifik. La Nina menyebabkan curah hujan tinggi di Indonesia, La Nino menyebabkan curah hujan kurang di Indonesia. Terkadang La Nina dan El Nino terjadi berurutan. Itu saja, kalau keliru tolong dikoreksi. (Maklum bukan ahli cuaca)
@Anita Soraya: Kita semua berdoa…
@Ayam Cinta: Yup, Kita juga mesti tanggap.
(doh) el-nino? baru kemarau sebentar aja banyak yang sudah kekeringan, apalagi kemarau panjang yak? ndongo ae lah….
apa badai el nino cepat kabur
apakah El-nino juga membuat suhu berubah dn mengakibatkan perubahan cuaca drastis kah Om..?? *bego mode on*
-salam- ^_^
Semoga pemerintah cepat tanggap.
Ping balik: Ulang Tahun Kebakaran Hutan « Alamendah's Blog
Ping balik: Stop GlobaL waRming » Blog Archive » Ulang Tahun Kebakaran Hutan
jabon
semoga aja gak terjadi apa apa…
Ping balik: 4.408 Kali Bencana Alam dalam 5 Tahun | Alamendah's Blog
Ping balik: Ulang Tahun Kebakaran Hutan « ristynanandutzz
Semoga pemerintah cepat tanggap terhadap penanggulangan kebakaran yang dari tahun ketahun tetap terjadi