Satu lagi binatang paling langka di Indonesia, Kuskus Tutul Biak atau Kuskus Tutul Bermata Biru (Spilocuscus wilsoni). Hewan marsupial (hewan berkantung) ini merupakan satu diantara hewan-hewan paling langka dan terancam punah di Indonesia. Status konservasinya berdasarkan IUCN Red List adalah Critically Endangered (CR, Kritis). Kuskus Tutul Biak yang memiliki mata biru ini pun merupakan hewan endemik Indonesia yang hanya bisa dijumpai di pulau Pulau Biak dan Pulau Supiori di daerah Teluk Cenderawasih di Papua Barat.
Kuskus Tutul Biak atau kerap disebut juga sebagai Kuskus Tutul Bermata Biru dalam bahasa Inggris dinamai sebagai Blue-eyed Spotted Cuscus atau Biak Spotted Cuscus. Nama latin hewan dari famili Phalangeridae ini adalah Spilocuscus wilsoni Helgen & Flannery, 2004. Masih bersaudara dekat dengan Kuskus tutul hitam (Spilocuscus rufoniger) yang sama-sama terancam punah.
Dibandingkan spesies kuskus dari genus Spilocuscus lainnya, Kuskus Tutul Biak memiliki ukuran badan yang paling kecil. Ciri khas jenis kuskus ini memiliki mata yang berwarna biru kehijauan. Warna mata inilah yang kemudian membuat spesies kuskus langka dari Papua ini dipanggil juga sebagai Kuskus Tutul Bermata Biru.
Kuskus Tutul Biak dewasa memiliki mantel berwarna putih pada bagian punggung dan perutnya. Sedangkan mantel pada spesies remaja berwarna krim kecoklatan dan abu-abu kecoklatan dengan bulu berwarna keperakan. Bulu pada leher dan wajah berwana coklat muda. Ekor berwarna lebih terang dengan bintik-bintik yang samar.
Kuskus Tutul Bermata Biru atau Blue-eyed Spotted Cuscus ini merupakan hewan endemik Indonesia. Hanya bisa dijumpai di Pulau Biak dan Pulau Supiori yang terletak di Teluk Cenderawasih, di utara Pulau Papua. Mendiami hutan hujan tropis dataran rendah di pulau tersebut.
Populasinya diyakini sangat langka. Spesies ini hanya diketahui dari dua spesimen yang kini disimpan di museum. Beberapa survei terakhir di Biak hanya mendapati Kuskus Tutul Biak yang telah dipelihara sebagai hewan peliharaan dan tidak ditemukan yang masih hidup di alam liar. IUCN Red List memperkirakan penurunan populasi hewan langka ini mencapai 80% dalam 10 tahun terakhir.
Mengingat populasinya sebagai hewan langka, daerah sebarannya yang terbatas di dua pulau kecil di Teluk cenderawasih (Pulau Biak dan Sapiori), serta kerusakan hutan sebagai habitat hewan ini yang terus terjadi, IUCN Red List memasukkan Kuskus Tutul Biak atau Kuskus Tutul Bermata Biru (Spilocuscus wilsoni) sebagai spesies Critically Endangered (Kritis). Status ini merupakan status keterancaman tertinggi.
Secara detail, Kuskus Tutul Biak (Spilocuscus wilsoni) memang tidak tercantum dalam PP Nomor 7 Tahun 1999 yang berisikan daftar flora dan fauna yang dilindungi di Indonesia. Namun dalam Peraturan pemerintah tersebut tercantum frasa “Phalanger spp. (semua jenis kuskus)”. Sehingga Sang Kuskus Bermata Biru dari Biak ini pun termasuk salah satu hewan yang dilindungi.
Klasifikasi ilmiah Kuskus Tutul Biak: Kerajaan: Animalia. Filum: Chordata. Kelas: Mammalia. Ordo: Diprotodontia. Famili: Phalangeridae. Genus: Spilocuscus. Species: Spilocuscus wilsoni Helgen & Flannery, 2004.
Referensi dan gambar: www.iucnredlist.org/details/136443/0 mammals-of-papua.webs.com/wilsoni.htm
Baca juga artikel tentang hewan langka dan endemik Papua lainnya :
sudah saatny indonesia harus benar-benar melindungi hewan-hwan yang langka. dan mengembang biakkannya sebagai bukti kepedulian masyarakat terhadap hwan langka
semoga tetap lestari karena menjadi salah satu plasma nutfah di Indonesia
sangat miris bila mendengar cerita tentang hewan asli negara kita yang hampir punah. Jangan2 nanti anak-cucu kita hanya mendengar cerita hewan tersebut dari buku2 sejarah saja