Penyu Tempayan atau Loggerhead (Caretta caretta) merupakan satu dari tujuh spesies penyu di dunia. Penyu Tempayan pun menjadi satu diantara enam jenis penyu yang ditemukan hidup di perairan Indonesia. Dan layaknya jenis penyu lainnya, reptil dari famili Cheloniidae ini merupakan salah satu hewan langka dan dilindungi di Indonesia.
Selain dinamai Penyu Tempayan, di Indonesia kadang dikenal sebagai Penyu Bromo. Dalam bahasa Inggris disebut sebagai Loggerhead. Penamaan ini didasari dari ukuran kepala Penyu Tempayan yang relatif besar. Sedang nama latin hewan ini adalah Caretta caretta (Linnaeus, 1758) dengan nama sinonim Testudo caretta Linnaeus, 1758, Chelonia caretta Dyce, 1861, dan Thalassochelys caretta Boulenger, 1886.
Dibandingkan dengan jenis penyu lainnya, Penyu Tempayan (Caretta caretta) memiliki kepala yang besar dan rahang yang lebih kuat. Ukuran penyu langka ini cukup besar. Panjang lengkung karapas rata-rata 90 cm, meskipun pernah ditemukan Penyu Tempayan dengan karapas mencapai 280 cm. Berat dewasa rata-rata 135 kg, meskipun spesimen terbesar pernah tercatat memiliki berat lebih dari 450 kg. Dengan ukuran tersebut menjadikan Penyu Tempayan sebagai penyu terbesar kedua setelah Penyu Belimbing.
Karapas Penyu Tempayan keras dan berwarna coklat kemerahan atau kuning-oranye. Memiliki empat pasang sisik coastal dan lima buah sisik vertebral pada karapasnya. Bagian bawah (plastron) berwarna kuning pucat. Sisi leher penyu bagian atas berwarna coklat sedangkan bagian bawahnya berwarna kuning. Kepala, sewarna dengan karapas dengan 2 pasang sisik prefrontal. Sedangkan tukik (anak penyu) berwarna coklat.
Habitat dan daerah persebaran Penyu Tempayan sangat luas. Meliputi perairan tropis dan subtropis di Samudera Antlantik, Hindia, Pasifik, dan Laut Mediterania. Tempat hidupnya meliputi wilayah perairan di negara Afrika Selatan, Albania, Algeria, Amerika Serikat, Australia, Bahamas, Bahrain, Bangladesh, Bolivarian, Belize, Brazil, Kepulauan Cayman, China, Colombia, Costa Rica, Cuba, Cyprus, Filipina, Eritrea, Perancis, Swiss, Grenada, Guadeloupe, Guatemala, Haiti, Honduras, dan Indonesia.
Juga di negara Inggris, Israel, Italia, Jamaica, Jepang, Libya, Madagaskar, Mesir, Mexico, Montserrat, Morocco, Mozambique, Namibia, Kaledonia Baru, Nicaragua, Oman, Panama, Puerto Rico, Republik Dominican, Saint Lucia, Senegal, Spain (Canary Is.), Sri Lanka, Tunisia, Turki, Turks and Caicos Islands, Uruguay, Venezuela, dan Virgin Islands. Di Indonesia, Penyu Tempayan diketahui hanya di perairan saja dan belum ada laporan penyu ini bertelur di pantai Indonesia.
Penyu Tempayan adalah karnivora. Saat tukik (anak), memakan ubur-ubur, lamun (sea grass), keong, dan udang. Setelah dewasa memakan kepiting dan kerang (dan krustasea lainnya), cumi-cumi, gurita, ikan-ikan kecil, anemon laut, dll. Penyu ini menghancurkan mangsa dengan rahangnya yang besar dan kuat.
Layaknya jenis penyu lainnya, Penyu Tempayan memiliki kemampuan berenang cepat di air namun bergerak lambat saat di tanah. Penyu jantan hampir tidak pernah meninggalkan air. Sedangkan penyu betina hanya naik ke pantai (darat) untuk bertelur. Sikulus bertelur (remigration interval) Penyu Tempayan adalah dua atau tiga tahun. Dalam satu siklus bertelur antara 3 hingga 5 sarang dengan jumlah telur mencapai 100- 120 butir. Usia matang (dewasa, siap bereproduksi) Penyu Tempayan berkisar diperkirakan antara 10 sampai 35 tahun. Namun dari penelitian yang dilakukan Sea Turtle Flagship Program dan dipublikasikan di jurnal Functional Ecology (2011), seekor Penyu Tempayan betina baru akan bertelur saat berusia 45 tahun.
Populasi Penyu Tempayan (Caretta caretta) tidak diketahui dengan pasti. Layaknya jenis penyu lainnya ancaman utama terhadap kelestarian hewan langka ini adalah perburuan untuk diambil telur, daging, dan karapas (tempurung). Daging dan telur umumnya dikonsumsi manusia sedangkan karapas digunakan sebagai bahan kerajinan. Ancaman lainnya adalah pencemaran laut dan rusaknya pantai sebagai tempat bertelur.
Oleh IUCN Redlist, Penyu Tempayan, bersama Penyu hijau (Chelonia mydas), didaftar dalam status konservasi Endangered (Terancam) sejak tahun 1996. Sedangkan oleh CITES dimasukkan dalam daftar Appendix I. Di Indonesia, semua jenis penyu, Termasuk Penyu Tempayan, termasuk hewan yang dilindungi.
Klasifikasi Ilmiah Penyu Tempayan: Kerajaan: Animalia. Filum: Chordata. Kelas: Reptilia. Ordo: Testudines. Famili: Cheloniidae. Genus: Caretta. Spesies: Caretta caretta (Linnaeus, 1758).
Baca artikel tentang penyu dan satwa Indonesia lainnya :
- Perbedaan Kura-Kura, Penyu, dan Bulus
- Penyu Belimbing Penyu Terbesar
- Hindari Kepunahan Penyu
- Tuntong Laut – Batagur borneoensis Salah Satu Reptil Terlangka
- Kura-kura Hutan Sulawesi (Leucocephalon yuwonoi) nan Langka
- Kura-kura Berleher Ular Kura-kura Eksotis dari Indonesia Timur
Referensi dan gambar : www.iucnredlist.org/details/3897/0 www.catalogueoflife.org/col/details/species/id/13206610 marinebio.org/species.asp?id=163 nationalgeographic.co.id/berita/2011/11/penyu-tempayan-butuh-hampir-separuh-abad-untuk-dewasa commons.wikimedia.org/wiki/Caretta_caretta (gambar Penyu Tempayan)
Wah, penyu tempayan dulu saya pernah punya mas, namun saya tidak memiliki kesempatan merawat hingga besar, karena saya kasih teman untuk melanjutkan perawatannya. Jadi ingat dengan peliharan dulu nih. he,, he, he,,
Dulu tuh suka ada si mbok di pantai yang jual sate penyu, sate dari telur penyu sekarang juga suka ada tapi masih sembunyi-sembunyi, harus ditanya dulu. Kasian mending pindah tempat bertelur aja ke tempat yang rada manusiawi.