Mandar Gendang atau Habroptila wallacii bagai burung penabuh drum (gendang) dari Halmahera. Suara burung endemik pulau Halmahera, Maluku Utara ini memang menggelegar dan mirip suara gendang atau drum. Pantas jika kemudian burung ini dinamakan mandar gendang sekaligus disebut sebagai “drummer rail“.
Sayangnya burung mandar gendang dengan ukuran tubuh sekitar 40 cm dan tidak bisa terbang ini termasuk burung langka yang keberadaannya semakin terancam punah. Populasinya semakin menurun dan sulit ditemukan.
Burung mandar gendang dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Invisible Rail, Drummer Rail, Halmahera Rail, atau Wallace’s Rail. Sedangkan nama ilmiah hewan ini adalah Habroptila wallacii. Nama mandar gendang dan Drummer Rail dimungkinkan lantaran suara kicauan burung ini yang keras menggelegar layaknya bunyi gendang. Sedangkan nama Invisible Rail disematkan karena burung termasuk yang sulit ditemukan dan diamati, bahkan konon pernah bertahun-tahun tidak pernah ditemukan oleh para peneliti sejak ditemukan pertama kali oleh zoologis Inggris, George Robert Gray pada tahun 1860.
Diskripsi Fisik dan Perilaku. Burung mandar gendang berukuran panjang antara 33-40 cm. Burung jantan dan betina mempunyai bulu yang serupa yakni abu-abu gelap dengan sayap dan ekor berwarna coklat gelap. Bagian kulit yang tidak berbulu berwarna merah. Sedangkan kulit pada kaki berwarna oranye kemerahan.
Masih sedikit yang diketahui tentang perilaku hidup burung endemik Halmahera ini. Makanan mandar gendang (Habroptila wallacii) umumnya adalah pucuk tanaman, serangga, dan sagu dari batang sagu yang terbuka. Suara kicauan burung ini seperti bunyi gendang dengan diselingi jeritan keras.
Habitat, Penyebaran, Populasi, dan Konservasi. Sebagai hewan endemik Halmahera, burung mandar gendang hanya bisa dijumpai di pulau Halmahera, Maluku Utara. Habitatnya adalah di daerah lahan basah, semak belukar disekitar rawa, dan lahan gambut dengan ketinggian hingga 700 meter dpl.
Populasi mandar gendang (Habroptila wallacii) tidak diketahui pasti. BirdLife Internasional memperkirakan populasinya berkisar antara 2.500 – 9.999 ekor burung dewasa (2000) dengan tren populasi yang terus mengalami penurunan. Penurunan populasi ini diakibatkan oleh hilangnya habitat, deforestasi, dan aktifitas pemanenan sagu secara komersial oleh penduduk.
Karena tingkat populasi, daerah sebaran, dan ancaman yang ada, IUCN Redlist memasukkan burung mandar gendang (Habroptila wallacii) dalam status konservasi vulnerable sejak tahun 1994. Yang patut disayangkan, meskipun termasuk salah satu burung langka, ternyata burung endemik Si Penabuh Gendang ini belum termasuk dalam daftar hewan yang dilindungi di Indonesia.
Klasifikasi Ilmiah: Kerajaan: Animalia. Filum: Chordata. Kelas: Aves. Ordo: Gruiformes. Famili: Rallidae. Genus: Habroptila. Spesies: Habroptila wallacii.
Referensi dan gambar:
- http://www.birdlife.org/datazone/speciesfactsheet.php?id=2924
- http://www.iucnredlist.org/details/106002924/0
- Gambar: orientalbirdimages.org dan ibc.lynxeds.com
Baca artikel tentang burung dan satwa Indonesia lainnya:
- Burung Maleo Si Langka Anti Poligami
- Kasuari Burung Paling Berbahaya Di Dunia
- Burung Madu Sangihe Burung Pematah Leher
- Burung Bidadari Si Genit dari Maluku Utara
- Nuri Raja Ambon (Alisterus amboinensis) Burung Khas Maluku
- Gagak Banggai (Corvus unicolor) Burung Langka Endemik Sulawesi
- Burung Perkici Buru (Charmosyna toxopei) Si Parrot Langka
- Burung Kacamata Sangihe (Zosterops nehrkorni)
- Burung Kuau Raja Si Raksasa Seratus Mata
mirip dengan burung ayam-ayaman ya.
Ping balik: 1 Syawal 1433 H « FAITES COMME CHEZ VOUS
Selamat Idul Fitri.. semoga kita menjadi insan yang selalu menjaga kearifan alam ini. mohon maaf lahir dan batin 🙂
thanks gan buat infonya
Indah Bumi Ciptaan Allah … mohon maaf lahir batin
Saya pernah ke Ternate tapi belum sempat ke Halmahera… thanks infonya
Kaya burung pelatuk ya 🙂
Ping balik: Video Tarian Burung Cenderawasih Merayu Pasangan | Alamendah's Blog
Ping balik: Serak Taliabu, Burung Hantu Endemik Maluku Utara | Alamendah's Blog