Buaya siam atau Crocodylus siamensis semakin langka dan terancam punah. Buaya siam yang merupakan salah satu dari 7 jenis buaya asli Indonesia ini termasuk dalam spesies Critically Endangered (kritis) berdasarkan IUCN Red List.
Buaya ini dinamai buaya siam lantaran spesimen yang dideskripsikan berasal dari Siam (sekarang Thailand). Selain disebut sebagai buaya siam, di Indonesia buaya ini dikenal juga sebagai buaya kodok dan buaya air tawar. Sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Siamese crocodile dan Siamese freshwater crocodile.
Di beberapa negara lain buaya siam dikenal sebagai Jara Kae Numchued (Thailand), Kropeu (Kamboja), Ke atau Kae (Laos; Thailand), Rabur (Laos), dan Cá sau xiêm (Vietnam). Sedangkan nama latin (ilmiah) buaya siam adalah Crocodylus siamensis.
Ciri-ciri dan perilaku. Buaya siam (Crocodylus siamensis) berukuran sedang dengan panjang tubuh dapat mencapai 4 meter, meskipun pada umumnya hanya berukuran sekitar 2 – 3 meter saja.Di antara kedua matanya terdapat gigir yang memanjang, keping tabular di kepala menaik dan menonjol di bagian belakangnya. Mempunyai 2 – 4 buah sisik besar di belakang kepala.
Selain itu buaya siam (Crocodylus siamensis) mempunyai sisik-sisik besar di punggung (dorsal scutes) yang tersusun dalam 6 lajur dengan 16 – 17 baris. Sisik perut tersusun dalam 29 – 33 baris. Warna punggung kebanyakan hijau tua kecoklatan, dengan belang ekor yang pada umumnya tidak utuh.
Seperti jenis buaya lainnya, buaya siam memakan invertebrata, katak, reptil, burung dan mamalia, termasuk bangkai. Buaya siam betina membangun sarang berupa gundukan di tepi danau atau sungai. Dalam sekali musim bertelur, buaya siam betina bertelur sekitar 20 – 80 butir. Telur-telur ini akan selalu ditunggui oleh induknya hingga menetas yang memakan waktu antara 70 – 80 hari.
Habitat, Persebaran, dan Konservasi. Habitat buaya siam (Crocodylus siamensis) adalah perairan dengan arus yang lambat, seperti rawa-rawa, sungai di daerah dataran dan danau. Secara alami, buaya siam (Siamese crocodile) hidup tersebar mulai dari Indonesia (Jawa dan Kalimantan), Malaysia (Sabah dan Serawak), Laos, Kamboja, Thailand, dan Vietnam.
Populasi buaya siam (Crocodylus siamensis) semakin hari semakin langka dan terancam kepunahan. Di beberapa tempat diduga telah mengalami kepunahan dari habitat aslinya seperti di Thailand dan Malaysia. Populasi secara global diperkirakan hanya sekitar 5.000 ekor saja. Populasi buaya siam yang semakin langka dan terancam punah diakibatkan oleh kerusakan habitat, perburuan liar, dan perdagangan.
Karena semakin langka dan terancam punah, IUCN Red List memasukkan buaya siam dalam status konservasi Critically Endangered (Kritis) yang merupakan status keterancaman tertinggi sebelum dinyatakan punah. CITES pun memasukkan buaya siam (Crocodylus siamensis) dalam daftar Apendiks I yang berarti dilarang diperdangangkan dalam bentuk apapun.
Buaya siam yang merupakan salah satu dari 7 spesies buaya yang hidup alami di Indonesia, termasuk binatang yang dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999. Meskipun jumlah populasi buaya siam di Indonesia belum diketahui dengan pasti, tapi saya yakin jumlahnya tidaklah sebanyak ‘buaya darat’ di Indonesia.
Untuk spesies (jenis) buaya asli Indonesia lainnya, baca: Buaya di Indonesia, Ciri dan Macam Jenisnya.
Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Reptilia; Ordo: Crocodylia; Genus: Crocodylidae; Spesies: Crocodylus siamensis (Schneider, 1801)
Referensi dan gambar:
-
wwf.panda.org/what_we_do/where_we_work/project/projects_in_depth/dry_forests_ecoregion/about_the_area/indochina_spp/siamese_crocodile/
-
crocodilian.com/cnhc/csp_csia.htm
-
gambar: http://www.iucncsg.org
Baca artikel tentang hewan dan lingkungan hidup lainnya:
ana blm pernah liat buaya ini gan
Ping balik: [must see] Buaya Siam (Crocodylus siamensis) Semakin Langka | kaskusus
Emang populasi buaya darat berapa bnyk Mas? Hihihi..
Mudah2an bentar lg buaya darat msk kategori critically endangered 😛
Harus diambil tindakan agar buaya siam tidak punah.
Terimakasih Mas Alamendah sudah berkunjung ke ‘lele buaya’ di situs kami h**p://www.lelesurabayamadura.blogspot.com
wahh ko buaya juga bisa punah,,,ngadain kaya new 7 wonder aja,,biarr didukung terus
Ping balik: Berang-berang Indonesia Bukan Pembuat Bendungan | Alamendah's Blog
hm, pemerintah harusnya memperhatikan kelangsungan hidup mereka jagn cuma dibangga2in aja tapi perlindungan NOL besar kayak Komodo yg katanya maskot negara kita tapi nyatanya di kandangnya sendiri Komodo masih banyak dibunuhi orang2 tak bertanggung jawab..
Nice poct bro 🙂
Ping balik: Daftar Hewan Langka Indonesia | Alamendah's Blog
Ping balik: Tuntong Laut – Batagur borneoensis Salah Satu Reptil Terlangka | Alamendah's Blog
Ping balik: 71 Hewan Terlangka di Indonesia | 。◕‿◕。 Terlampau News 。◕‿◕。
Ping balik: 50 Hewan Terlangka di Indonesia « alifiansyah
Ping balik: Semut Rangrang Sang Pengendali Hama Alami | Alamendah's Blog
mantap gann
Ping balik: Mengenal Reptil, Ciri-Ciri, dan Jenis Reptil Indonesia | Alamendah's Blog