Babi kutil atau babi jawa yang dalam bahasa latin disebut Sus verrucosus adalah babi liar endemik pulau Jawa, Bawean, dan Madura. Babi kutil yang masih bersaudara dekat dengan babi hutan (Sus scrofa) termasuk salah satu binatang langka dengan predikat endangered atau terancam punah.
Babi kutil dikenal juga sebagi babi jawa. Dalam bahasa Inggris babi liar langka ini disebut sebagai The Java Warty Pig atau Javan Pig. Sedangkan dalam bahasa latin, hewan endemik ini disebut sebagai Sus verrucosus.
Diskripsi, Ciri Fisik, dan Kebiasan. Ciri khas babi kutil atau babi jawa (Sus verrucosus) adalah adanya surai atau bulu panjang yang mulai dari leher, sepanjang tulang belakang, hingga mencapai pangkal ekor. Selain itu hewan asli jawa ini juga memiliki tiga pasang kutil (benjolan daging yang mengeras) di wajahnya.
Panjang tubuh babi kutil sekitar 90-190 cm dengan tinggi bahuberkisar antara 70-90 dengan berat bervariasi antara 44-108 kg. Bulu tubuhnya berwarna kuning kemerahan hinga hitam. Ekor babi jawa ini panjang dan berumbai ujungnya. Kakinya lebih ramping dan memanjang.
Babi kutil (Sus verrucosus) merupakan hewan nokturnal yang lebih sering hidup menyendiri meskipun kadang juga berkelompok. Hewan endemik jawa ini merupakan omnivora meskipun lebih sering memakan tumbuhan seperti daun, akar dan umbi-umbian, kulit kayu, atau batang, biji-bijian, dan kacang-kacangan.
Saat merasa terancam surai di leher dan punggungnya akan berdiri. Sedangkan untuk berkomunikasi dengan sesama mereka, terutama saat memperingatkan bahaya, babi kutil mengeluarkan suara melengking.
Babi kutil (Java Warty Pig) dapat berusia antara 8-14 tahun. Musim perkawinan terjadi antara bulan September dan November dengan jumlah bayi yang dilahirkan antara 3-9 anak dalam satu masa kehamilan.
Persebaran, Habitat, dan Konservasi. Babi kutil atau babi jawa (Sus verrucosus) merupakan hewan endemik pulau Jawa yang tersebar di pulau Jawa, Bawean, dan Madura meskipun diduga telah punah dari pulau Madura. Habitatnya adalah hutan sekunder dataran rendah hingga ketinggian 800 meter dpl.
Saat ini populasi babi kutil semakin berkurang. Populasinya hanya dapat ditemukan di beberapa daerah dengan area-area sempit yang tersebar terpisah. Berdasarkan data yang diperoleh Alamendah’s Blog dari situs resmi IUCN Redlist, berapa daerah yang diduga menjadi habitat babi kutil antara lain di sekitar Rangkasbitung, Sukabumi, Purwakarta, Garut, Majalengka dan Sumedang, Tasikmalaya dan Ciamis, Blora dan Bojonegoro serta di pulau Bawean.
Dalam sepuluh tahun terakhir diperkirakan populasi babi kutil telah mengalami penurunan lebih dari 50% akibat dari perburuan. Penurunan populasi juga diakibatkan oleh kerusakan hutan dan berkurangnya luas hutan akibat berbagai aktifitas manusia.
Karena tingkat penurunan populasi yang besar dan menyempitnya kawasan hutan di pulau Jawa, babi kutil (Java Warty Pig) dinyatakan IUCN Redlist dalam status endangered (terancam punah). Sayangnya babi kutil ternyata tidak termasuk dalam daftar satwa yag dilindungi di Indonesia.
Alamendah berusaha membuka beberapa peraturan tentang perlindungan satwa Indonesia dan hanya menemukan nama babi kutil dalam lampiran Keputusan Menteri Kehutanan Dan Perkebunan Nomor : 461/Kpts-Ii/1999 yang mengatur tentang Penetapan Musim Berburu Jenis-Jenis Satwa Buru Di Taman Buru Dan Areal Buru. Dalam Keputusan Menteri tersebut musim berburu babi kutil diperbolehkan pada bulan Februari hingga Oktober.
Lagi-lagi kita menjumpai hewan langka Indonesia, bahkan endemik, yang oleh dunia luar dianggap sebagai spesies terancam punah tetapi kita alpa untuk melindunginya sekalipun dengan sekedar memuat namanya dalam daftar satwa yang dilindungi.
Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Mammalia; Ordo: Artiodactyla; Famili: Suidae; Genus: Sus; Spesies; Sus verrucosus (Müller, 1840).
Referensi dan gambar:
-
animaldiversity.ummz.umich.edu/site/accounts/information/Sus_verrucosus.html
Baca artikel tentang hewan dan alam lainnya:




Dulu waktu umur 12 tahun, saya masih ingat ketika masih hidup di Garut Jawa Barat sering diajak oleh warga kampung untuk memburu babi, apakah itu juga termasuk Babi Jawa ya mas? Saya tidak ingat bentuknya
Kayaknya pertamax nih
Bisa iya bisa tidak. Soale selain bentuknya yang mirip, habitat babi kutil juga sama dengan babi hutan.
babinya cakep juga gan 😀
Cakepan mana sama Argun..???
oh jadi banyak juga yah nama2 babi itu, tapi kalo babi yang ada tanduk/sihung itu babi apa ya mas,,,,,,
makasih infonya
Babi yang umumnya dijumpai di hutan itu babi hutan (Sus scrofa). Sedangkan yang diternakkan babi ternah (Sus domesticus).
baru tahu,lucu juga itu babi,tidak seperti yang biasa
Kok mirip babi hutan yang ada di Sumatra ya, Mas?
Dulu saya pernah ikut buru babi di Padang..
Emang mirip. Abis amsih saudara dekat, sih.
dari fotonya sih kayaknya termasuk babi punk juga tuh, liat aja rambutnya 😀
Untung kupingnya gak pakai ditindik sekalian.
hehehehe
babi???? wow.. sereem mukanya
Serem mana sama hantu, Mbak?
Karena kutilan jadinya namanya babi kutil ya.. hehe
Kurang lebihnya kek gitu, Sob
Porki Pig
Saya Bugs Bunny saja.
hehehehe
Walah kirain babi ngepet. Aku tidak pernah melihat yang beginian, paling cuma lewat foto2 doang. Maklum sedari kecil hidup di kota cuma tuanya saja malah balik ke desa 😆
Salam hangat serta jabat erat selalu dari Tabanan
Kalau babi ngepet malah gak tahu nama latinnya, Pak.
nice info..
hm..difoto juga rupanya. baru tau klo ternyata babi juga punya rambut 🙂
sukses selalu!!
ini beda sama celeng ya kang ?
Beda kutilnya. Selebihnya memang mirip. Lha wong sma-sama satu genus.
Salam kenal
nice share
Salam kenal balik, Kang.
Wah funky bener babinya …. salut Mas Alam ….
Hehehehe…
ngefunk, ya?
Siapa neh pemelihara babi kutil…?jgn sampai nampak sm satpol PP,bisa bisa di mutilasi lho