Menanam Air Hujan Atasi Banjir dan Krisis Air

Menanam air hujan untuk atasi banjir dan krisis air. Dengan menanam air akan meningkatkan jumlah air di dalam tanah yang kemudian hari dapat dimanfaatkan kembali. Selain menjadi solusi krisis air bersih, menanam air juga mengurangi ancaman banjir.

Menanam air adalah konsep sederhana untuk menangkap air hujan agar terserap ke dalam tanah. Air hujan yang pada dasarnya merupakan air bersih dialirkan ke dalam tanah melalui sumur resapan, resapan biopori atau berbagai tempat penampungan air lainnya seperti danau, situ, waduk ataupun sungai.

Pola pikir kita selama ini cenderung untuk mengalirkan air hujan secepatnya ke laut. Pemerintah sibuk membangun kanal-kanal dan sungai untuk menghindari bencana banjir. Masyarakat pun, selalu mengarahkan air menuju got-got (parit) yang menuju ke sungai dan akhirnya bermuara di laut. Tujuannya satu, untuk menghindari banjir. Padahal, dengan pola pikir ini bukan mencegah terjadinya banjir tetapi yang sering kali terjadi adalah merelokasi (memindah) lokasi banjir.

 

Menanam air hujan

Menanam air hujan

Selain itu kita sering lupa bahwa hujan merupakan sebuah anugerah bagi kita semua. Terutama dalam penyediaan air tawar yang bersih. Menurut Maude Barlow dan Tony Clarke (Blue Gold, 2005), dari sekitar 1,4 miliar kilometer kubik jumlah air di Bumi, air tawar yang tersedia hanya 2,6 persennya atau 36 juta kilometer kubik. Dan ketika kita diberikan air tawar secara gratis dengan turunnya hujan, bukannya membuat kita bersyukur malah dengan menggerutu berusaha sekuat tenaga untuk membuangnya ke laut secepatnya.

Padahal jika kita mau, menanam air, menjadi sebuah konsep sederhana yang efektif. Air hujan diberikan jalan untuk meresap ke dalam tanah menjadi air tanah melalui lubang biopori, sumur resapan, sungai, danau, situ, ataupun waduk. Yang terpenting tempat-tempat penampungan air tersebut harus mempunyai kemampuan untuk meresap air masuk ke dalam tanah. Sisa air hujan yang tidak ditanam baru dialirkan dan dibuang ke laut.

Dengan menanam air hujan, manfaat yang kita dapat antara lain:

  • Mengurangi ancaman terjadinya banjir. Dengan menanam air berarti mengurangi volume air yang mengalir di permukaan tanah yang berpotensi menyebabkan bencana banjir.
  • Mengatasi krisis air bersih. Dengan menanam air akan meningkatkan jumlah air tanah yang kemudian dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih.
  • Mengurangi laju penurunan tanah. Dengan ketersediaan air tanah yang melimpah akan mencegah masuknya air laut yang menyebabkan keroposnya struktur tanah.

Menanam air akan menjadi efektif jika setiap kita mau merubah pola pikir untuk mengirimkan air hujan sesegera mungkin ke laut. Tentunya dibarengi dengan tindakan nyata membuat sumur resapan atau lubang biopori di sekitar rumah. Dukungan pemerintah juga dibutuhkan terkait penyediaan daerah terbuka dan daerah resapan air, pembuatan waduk, situ, dan danau serta sungai-sungai yang selain mengalirkan air ke laut juga mampu menyerap air.

Mumpung saat ini masih musim penghujan masih banyak kesempatan untuk menanam air dan menabungnya sebagai air bersih di dalam tanah.

Gambar: commons.wikimedia.org/wiki/Water_drop

Baca artikel tentang alam lainnya:

avatar Tidak diketahui

About alamendah

Panggil saja saya Alamendah, tinggal di Pati, Jawa Tengah, Indonesia. Seorang biasa yang ingin berbagi dengan sobat.
Pos ini dipublikasikan di lingkungan hidup dan tag , , , , . Tandai permalink.

96 Responses to Menanam Air Hujan Atasi Banjir dan Krisis Air

  1. tulisan diatas sangat baik tuk pelajar kepedulian kita akan manfaat air. dan mencintai rahmat TUHAN.

  2. www[dot]Zonasumut[dot]com. Media Online News Sumatera Utara dikelolah para kaula muda yang mencintai alam dan lingkungan hidup. klik zonasumut. ada zonamedan, zona Deliserdang , zona Langkat, Zona Binjai ,Zona pematang Siantar. salam buat Almendah sebagai sahabat www[dot]Zonasumut[dot]com selamat beraktivitas mencintai alam dan lingkungan Hidup ” 2011 lembaran baru “. wasalam. KLik Zonasumut.com .

  3. avatar andipeace andipeace berkata:

    duluh kalau dikampung,membuat tempat sampah menngunakan lobang ditanah yang tidak begitu dalam dan lebar hanya untuk menampung sampah daun saja,malah terkadang jika daunnya sudah mengering,dibakar,tapi jika sudah penuh dan masih basah,maka lubang ditutup dan pindah galih lubang.
    tapi sekarang dijakarta saya belum pernah lihat.

    salam

  4. avatar Penghuni 60 Penghuni 60 berkata:

    ayo kita menanam air, siapa tau berbuah uang… lho kok??? hehe…
    😀
    salut sob, artikelmu bgs bgt, saya setuju bgt tuh…

  5. avatar rizal rizal berkata:

    nice post, mari kita mulai dari diri sendiri…

  6. avatar Pencerah Pencerah berkata:

    mari kita masyarakatkan biopori kang…
    Kebetulan teman-teman di jepara yang sedang mengadakan kegiatan penataan lingkungan permukiman berbasis komunitas membutuhkan alat pembuat biopori, njenengan tahu LSM/badan yang bisa menyumbang atau enggak kang?

  7. avatar mrpall mrpall berkata:

    air emang sangat bermanfaat sebaiknya kita memanfaatkan air harus semestinya….salammm

  8. avatar Cafeblogging Cafeblogging berkata:

    Yang paling utama jangan sampai air jadi sangat mahal karena kita kurang perhatian terhadap air itu sendiri

  9. avatar TuSuda TuSuda berkata:

    Melihat manfaatnya yang sangat penting menjaga persediaan air, sudah saatnya kamipun mau merencanakan membuat lubang biopori di halaman rumah..
    Terimakasih atas info dan inspirasinya ya Mas…

  10. avatar KOMPI 01 KOMPI 01 berkata:

    Berarti tidak hanya pohon yang perlu di tanam ya Kang? Ternyata air hujanpun perlu di tanam juga. Tapi masih ada yang kurang dari artikel Akang yaitu bagaimana metode untuk menanam air hujan ini agar bisa di praktikkan di lingkungan kita?

  11. avatar situsonline situsonline berkata:

    Ow menanam air…!kl menanam pohon sering saya dengar,tapi ini baru saya dengar.mantap.air hujan memang itu adalah berkat dari tuhan.

  12. avatar Darin Darin berkata:

    Konservasi daerah hulu memang sering terlupakan saat memikirkan solusi2 banjir. Saya sendiri sering heran bila terlibat project, yang lebih cenderung pada penanganan yg bersifat urgent. Membuat tanggul. krib, sudetan, groundsill dsb. Itu kan tidak menyembuhkan DAS secara keseluruhan, hanya bersifat temporal, karena banjir prediksi 50 tahunan pun bisa terlampaui tanpa diduga kapan datangnya.

    Wacana di atas bagus, sebagai penggugah kita untuk lebih memperhatikan daerah hulu sungai. Salam.

  13. avatar HALAMAN PUTIH HALAMAN PUTIH berkata:

    Bencana alam bisa terjadi juga karena kelalaian manusianya sendiri. Dan yang seperti ini seharusnya bisa diantisipasi sejak jauh hari, gak perlu menunggu menunggu terjadi dulu baru melakukan penanggulangan.

  14. avatar rinJaNi rinJaNi berkata:

    bermasalahnya dirumah tak ada lahan tersisa alias tanah untuk dijadikan penampungan air hujan mas alam..

  15. avatar ahmadriyadhmz ahmadriyadhmz berkata:

    ehm….setuju saya..air adalah sumber kehidupan yg utama tanpa ada air , insyaAllah gak bakalan ada kita didunia hehe…matab gan..visit my blog

Tinggalkan Balasan ke alamendah Batalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.