Fakta tentang Bunga Bangkai (Amorphpophallus)

Fakta tentang bunga bangkai (Amorphpophallus) yang masih banyak tidak diketahui oleh masyarakat kita. Sering kali bunga bangkai masih diangap sebagai spesies yang sama dengan bunga rafflesia. Padahal antara keduanya merupakan spesies yang berbeda mulai di tingkat kelas.

Selain perbedaan itu, masih terdapat beberapa fakta lain tentang bunga bangkai yang layak kita ketahui bersama. Berikut beberapa fakta terkait bunga bangkai.

  • Bunga bangkai raksasa (Amorphophallus titanum)

    Bunga bangkai raksasa (Amorphophallus titanum)

    Bunga bangkai berbeda dengan Raflesia. Secara fisik bunga bangkai memiliki daun dan batang yang tumbuh menjulang tinggi sedangkan bunga rafflesia hidup sebagai parasit pada inang tertentu tanpa batang dan daun dan bunganya merebah di tanah.

  • Secara taksonomi, bunga bangkai dan rafflesia merupakan spesies yang berbeda mulai di tingkat kelas. Bunga bangkai (Amorphpophallus sp.) merupakan anggota kelas Liliopsida, sedangkan bunga rafflesia (Rafflesia sp.) merupakan anggota kelas Magnoliopsida. Lebih lengkap tentang perbedaan bunga bangka dengan rafflesia dapat dibaca di artikel saya tentang Perbedaan Rafflesia Arnoldii dan Bunga Bangkai.
  • Bunga bangkai raksasa (Amorphophallus titanum) ditetapkan sebagai flora identitas (maskot) provinsi Bengkulu.
  • Bunga bangkai raksasa menjadi lambang Botanische Gärten Bonn, Jerman

    Bunga bangkai raksasa menjadi lambang Botanische Gärten Bonn, Jerman

    Botaniche Gärten Bonn (kebun raya di Jerman), menggunakan gambar bunga bangkai raksasa (Amorphpophallus titanium) yang merupakan bunga endemik Sumatra sebagai lambang kebun raya tersebut.

  • Menurut peneliti asal University of Wisconsin, AS, Thomas C Gibson, di benua Eropa dan Amerika saja, ada sekitar 6.000 kebun raya dan arboretum yang mengoleksi bunga bangkai raksasa.
  • Sebutir biji bunga bangkai titan arum (Amorphpophallus titanium) butuh waktu 20 hingga 40 tahun hingga berbunga untuk yang pertama kalinya.
  • Bunga bangkai (Amorphophallus) mengalami dua fase dalam hidupnya yang berlangsung secara bergantian dan terus menerus, yakni fase vegetatif dan fase generatif. Pada fase vegetatif di atas umbi bunga bangkai tumbuh batang tunggal dan daun yang mirip daun pepaya. Hingga kemudian batang dan daun menjadi layu menyisakan umbi di dalam tanah. Fase selanjutnya, generatif yakni munculnya bunga majemuk yang menggantikan batang dan daun yang layu tadi.
  • Warna kelopak bunga bangkai raksasa selalu beragam dan tak pernah sama setiap kali mekar meskipun berasal dari umbi yang sama. Warna bunganya dapat bervariasi seperti merah hati, jingga, merah dadu, dan kehijauan. Sementara tongkolnya pun pernah muncul dengan warna keunguan, agak putih, serta kuning.
  • Sesaat menjelang mekar, suhu di dalam seludang yang belum terbuka bisa mencapai 50 hingga 60 derajat celcius. Kondisi ini membuat bunga ini terlihat mengeluarkan asap di tengah dinginnya udara pegunungan.
  • Bau yang dikeluarkan ternyata tidak sekedar bau busuk saja. Biasanya bau busuk yang dikeluarkan bunga bangkai bercampur antara bau yang menyerupai kertas terbakar, amis ikan, telur busuk, bahkan bau harum maskulin.
  • Sebuah umbi Amorphpophallus titanium yang pernah diselamatkan oleh Tim Peduli Puspa Langka di Bengkulu bobotnya mencapai 100 kg dengan diameter hampir sebesar roda mobil L300. Delapan orang mengaku kewalahan memindahkan umbi ini dari lahan yang dibuka untuk perkebunan kopi yang disiram herbisida untuk melenyapkan pepohonan serta rumput.
  • Bunga bangkai raksasa tertinggi yang pernah mekar tercatat menjulang setinggi 3.45 meter. Bunga ini mekar di Desa Tebat Monok, Kabupaten Kepahiang, Bengkulu.
  • Di luar habitat aslinya, tumbuhan vegetatif (masa berdaun) yang memiliki ketinggian 3 hingga 4 meter bisa menghasilkan bunga setinggi sekitar 2 meter lebih. Yuzammi, seorang peneliti LIPI, pernah menemukan tumbuhan vegetatif yang ketinggiannya mencapai 6 meter di lereng hutan Sumatra.
  • Bunga bangkai raksasa sumatera (Amorphophallus gigas) merupakan bunga bangkai tertinggi. Tinggi bunganya mampu mencapai 5 meter. Sedangkan bunga bangkai titan arum (Amorphpophallus titanium) biasanya lebih pendek namun lebih besar.
  • Populasi serangga penyerbuk bunga bangkai bisa jadi terkait pula dengan keberadaan bangkai binatang hutan. Jika lahan dibuka dan binatang besar semakin jarang, semakin berkurang pula jumlah bangkai dan serangga. Populasi bunga yang diserbuki pun semakin berkurang.

Dengan mengenal berbagai fakta tentang bunga bangkai semoga kita makin merasa bangga lantaran sebagian besar bunga ini terdapat di Indonesia. Bahkan, bunga bangkai terbesar dan tertinggi (Amorphpophallus titanium dan Amorphophallus gigas) merupakan tumbuhan endemik Sumatera, Indonesia.

Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Plantae; Divisi: Magnoliophyta; Kelas: Liliopsida; Ordo: Alismatales; Famili: Araceae; Genus: Amorphophallus.

*Ditulis ulang dari “Fakta Bunga Bangkai” (notasijelajah.blog.nationalgeographic.co.id) dengan beberapa penambahan. Gambar: botgart.uni-bonn.de.

Baca artikel tentang alam lainnya:

 

avatar Tidak diketahui

About alamendah

Panggil saja saya Alamendah, tinggal di Pati, Jawa Tengah, Indonesia. Seorang biasa yang ingin berbagi dengan sobat.
Pos ini dipublikasikan di flora dan tag , , , , , . Tandai permalink.

76 Responses to Fakta tentang Bunga Bangkai (Amorphpophallus)

  1. avatar budiarnaya budiarnaya berkata:

    Sampai saat ini belum pernah melihat langsung nich heee, oia mas, radius baunya kira2 berapa meter (ngak tau beneran)

  2. avatar AyiTea AyiTea berkata:

    nice info,, jadi tahu banyak tenatang bunga bangkai ..

    Salam Kenal

  3. avatar imroee imroee berkata:

    aku belum pernah melihat secara langsung seperti apa bunga mayat itu, maksudku bunga bankai.

    Untuk pulau Sulawesi, di mana ya kira2 aku bisa melihatnya??

  4. avatar joe joe berkata:

    di tempatku ada yang mirip bunga bangkai namanya ‘suweg’ apa itu masih satu famili ya?

  5. avatar Ikkyu_san Ikkyu_san berkata:

    aku pernah lihat bunga bangkai di Bogor, kalah dengan murid orang Jepang yang pernah melihat rafflesia langsung di hutan bengkulu!
    Terima kasih infonya sangat berguna.

    EM

  6. avatar andtheree andtheree berkata:

    dulu tak kira bunga bangkai sama rafflesia itu sama aja..

    makasih infonya..

    salam kenal..

  7. avatar lirik video lirik video berkata:

    weiiihhh komplit plit nihhhh, bunga bangkainya sippp Mas…

  8. avatar Usup Supriyadi Usup Supriyadi berkata:

    di bogor ada, tapi belum pernah lihat pas mekarnya, duh…..

  9. avatar foto pinrang foto pinrang berkata:

    terus terang sebelumnya aku juga menganggap rafflesia sama dengan bunga bangkai pak, syukurlah sudah tahu faktanya melalui tulisan ini

  10. gila juga ya kalau bunga bangkai titan membutuhkan waktu hingga 4o tahun untuk berbunga pertama kali, emanya usianya bisa sampai berapa tahun ya ?

  11. Kak, kalau bisa didampingkan gambar bunga bangkai dan bunga Rafflesia kelihatannya bakalan jelas perbedaanya. Memang selama ini kita nich salah persepsi tentang kedua bunga ini, kita anggap keduanya sama saja. Eh … ternyata berbeda ya. Terimakasih Kak Alam infonya.

  12. avatar Kakaakin Kakaakin berkata:

    Hehe… Alhamdulillah saya udah tau dari tulisan Mas Alam yang dulu itu 🙂
    Jadi sekarang bisa ngotot2an sama orang, bahwa raflesia itu beda dengan bunga bangkai 😀

    • avatar alamendah alamendah berkata:

      Yups, selain berusaha menghadirkan fakta2 baru, ini juga untuk memberikan link ke artikel2 terdahulu terutama artikel tentang bunga bangkai biar posisinya di SEO makin oke 😆

  13. avatar bintangtimur bintangtimur berkata:

    Kok nggak ada fotonya Rafflesia?
    Jadi penasaran…
    🙂

  14. avatar asfanforever asfan berkata:

    wah…baru tahu sekarang kalo bunga bangkai dan raflesia itu beda….
    yang keren waktunya itu sampai 40 tahun baru berbunga…wah……

  15. om, amorphophalus ukuran kecil spesiesnya apa aja ya?? saya sering nemu di sekitar UGM

Tinggalkan Balasan ke The Dollar Corner Batalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.