Perambahan kawasan hutan oleh penambangan liar dan perkebunan masih terus terjadi akibat lemahnya pengawasan. Akibat perambahan hutan yang terus terjadi hutan Indonesia semakin mengalami deforestasi, kerusakan, dan alih fungsi.
Selain karena pengawasan yang lemah masih maraknya aksi perambahan hutan juga disebabkan oleh kurang tegasnya penegakan hukum kehutanan. Selain itu Ilegal mining (penambangan liar) dan perambahan hutan dipicu oleh pemekaran wilayah yang kurang menghitung daya dukung kawasan membuat tekanan terhadap hutan semakin berat.
Mungkin saking lemahnya pengawasan yang menyebabkan masih maraknya perambahan hutan oleh penambangan liar dan perkebunan, hingga pertengahan Agustus 2010, baru 10 gubernur yang melaporkan tindak perambahan hutan di daerahnya masing-asing kepada Kementerian Kehutanan. Padahal surat Menteri Kehutanan yang meminta laporan soal perambahan kawasan hutan di wilayah masing-masing (No S.95/Menhut-IV/2010) telah dikirim sejak Februari 2010.
Sepuluh gubernur yang telah melaporkan perambahan hutan di daerahnya yaitu:
- Sumatera Utara (23 kasus perkebunan tanpa izin);
- Kalimantan Timur (42 kasus perkebunan dan 181 kasus pertambangan);
- Sulawesi Tenggara (6 kasus perkebunan dan tambang tanpa izin);
- Lampung (5 kasus tambang ilegal);
- Kalimantan Tengah (456 kasus tambang tanpa izin dan 964.000 hektar kebun tanpa izin);
- Bangka Belitung (87 tambang dan kebun tanpa izin);
- Nanggroe Aceh Darussalam (49 kasus tambang tanpa izin);
- Papua Barat (13 kasus tambang tanpa izin);
- Papua (7 kasus tambang tanpa izin);
- Bali (58 sertifikat terbit di kawasan hutan).
Sedangkan gubernur-gubernur lainnya hingga sekarang belum memberikan respon surat Menteri Kehutanan tersebut. Bisa jadi para gubernur belum melaporkan tindak perambahan hutan di daerahnya masing-masing lantaran malu karena besarnya angka perambahan hutan yang terjadi.
Syukur kalau masih punya malu. Semoga belum dilaporkannya tindakan perambahan hutan di daerahnya bukan karena ketidakpedulian akan bahaya kerusakan hutan. Karena sejatinya, hutan juga butuh perilaku bijak dari kita.
Referensi: sains.kompas.com.
Baca artikel tentang alam lainnya:
- Kerusakan Hutan (Deforestasi) di Indonesia
- Ulang Tahun Kebakaran Hutan
- Kerusakan Sungai dan Daerah Aliran Sungai di Indonesia
- Pencemaran Air di Indonesia
- Indonesia Tuan Rumah Simposium Ilmuwan Biologi dan Konservasi
- Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Pulau Jawa Terburuk
- Moratorium Konversi Hutan Indonesia
- Tips Mendaki Gunung untuk Pendaki Pemula
- Perilaku Bijak di Hutan
- Rekor Alam Indonesia
- Hutan Bakau di Pati
Ping balik: Adopsi Pohon di Gunung Gede Pangrango | Alamendah's Blog
Ping balik: Luas Hutan Indonesia di Tiap Provinsi | Alamendah's Blog
Ping balik: PBB Tetapkan 2011 Sebagai Tahun Hutan Internasional | Alamendah's Blog
Ping balik: Moratorium Penebangan Hutan, Apa Kabar? | Alamendah's Blog
Ping balik: Jenis-jenis Bambu di Indonesia | Alamendah's Blog
Ping balik: Gambar Kerusakan Hutan | Foto Kerusakan Hutan | Alamendah's Blog
Ping balik: Sambutan Menteri Negara Lingkungan Hidup dalam Peringatan Hari Lingkungan Hidup 2011 | Alamendah's Blog
Ping balik: Boneka Barbie Rusak Hutan Indonesia | Alamendah's Blog
Ping balik: Monyet Ekor Babi atau Simakobu, Primata Paling Langka | Alamendah's Blog
Ping balik: Dampak Kebakaran Hutan | Alamendah's Blog
Ping balik: Barbie dan Ken Stop Kertas Dari Hutan Indonesia | Alamendah's Blog
Ping balik: Jenis-jenis Bambu di Indonesia | Prings T-Shirt