Burung Kepodang (Oriolus chinensis) merupakan burung berkicau yang mempunyai bulu yang indah. Burung Kepodang cukup dikenal dalam budaya Jawa, khususnya Jawa Tengah, selain hanya karena Burung Kepodang merupakan fauna identitas provinsi Jawa Tengah, Burung Kepodang juga sering dipergunakan dalam tradisi ‘mitoni’ (tradisi tujuh bulan kehamilan). Konon, ibu hamil yang memakan daging burung Kepodang akan mendapatkan anak yang ganteng atau cantik jelita.
Burung Kepodang yang merupakan fauna identitas provinsi Jawa Tengah ini dikenal juga dengan sebutan manuk pitu wolu karena bunyinya yang nyaring mirip dengan ucapan pitu-wolu (tujuh delapan). Selain itu, burung ini juga terkenal sebagai burung pesolek yang selalu tampil cantik, rapi, dan bersih termasuk dalam membuat sarang.
Masyarakat Sunda biasa menyebut burung Kepodang ini dengan sebutan Bincarung. Sedangkan beberapa daerah di Sumatera menyebutnya sebagai Gantialuh dan masyarakat di Sulawesi menyebutnya Gulalahe. Burung Kepodang ini dalam bahasa Inggris sering disebut dengan Black Naped Oriole. Di Malaysia disebut burung Kunyit Besar. Sedangkan dalam bahasa ilmiah (latin), Burung Kepodang disebut Oriolus chinensis.
Ciri-ciri dan Kebiasaan. Burung Kepodang (Oriolus chinensis) berukuran relatif sedang, panjang mulai ujung ekor hingga paruh berkisar 25 cm. Bulunya indah berwarna kuning keemasan sedang bagian kepala,sayap dan ekor ada sebagian bulu yang berwarna hitam. Ciri khas burung Kepodang adalah terdapatnya garis hitam melewati mata dan tengkuk.
Iris mata burung Kepodang berwarna merah sedangkan paruhnya berwarna merah jambu dan kedua kakinya berwarna hitam. Burung Kepodang yang ditetapkan sebagai maskot (fauna identitas) provinsi Jawa Tengah ini mempunyai siulan seperti bunyi alunan seruling dengan bunyi “liiuw, klii-lii-tii-liiuw” atau “u-dli-u”. Selain mempunyai ocehan yang sangat keras dan nyaring, Kepodang juga pandai menirukan suara burung Ciblek, Prenjak, Penthet bahkan suara burung Raja Udang.
- Kepodang
Makanan utama Kepodang adalah buah-buahan seperti pisang dan papaya, serangga kecil dan biji-bijian dan sesekali memakan ulat bumbung dan ulat pisang. Burung Kepodang biasa hidup berpasangan. Burung betina biasanya membuat sarang dengan teliti pada ranting pohon.
Ketelitian burung Kepodang dalam membuat sarang yang indah dan tampilan burung yang selalu terlihat bersih dan rapi dengan bulu yang indah menawan membuat burung ini sering mendapat predikat sebagai burung pesolek.
Habitat, Persebaran, dan Konservasi. Habitat asli Burung Kepodang (Oriolus chinensis) adalah di daerah dataran tinggi. Namun burung ini dapat juga ditemui di hutan terbuka, hutan mangrove dan hutan pantai hingga ketinggian 1.600 m dpl.
Kepodang tersebar luas di mulai dari India, Bangladesh, Rusia, China, Korea, Taiwan, Laos, Myanmar, Kamboja, Thailand, Filipina, Malaysia, hingga Indonesia. Di Indonesia, burung berbulu indah ini dapat dijumpai di pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, dan Sulawesi.
Burung Kepodang (Oriolus chinensis), meskipun di beberapa tempat di Indonesia julai jarang ditemukan tetapi secara umum masih dikategorikan sebagai ‘Least Concern’ atau ‘Beresiko Rendah’ oleh IUCN Redlist. Artinya burung pesolek maskot provinsi Jawa Tengah ini masih dianggap belum terancam kepunahan.
Subspesies Burung Kepodang. Burung Kepodang sebenarnya mempunyai beberapa subspesies (anak jenis). Beberapa anak jenis burung Kepodang diantaranya adalah:
- Oriolus chinensis andamanensis
- Oriolus chinensis celebensis
- Oriolus chinensis chinensis (Black Naped Oriole)
- Oriolus chinensis diffusus
- Oriolus chinensis frontalis
- Oriolus chinensis lamprochryseus
- Oriolus chinensis macrourus
- Oriolus chinensis maculatus
- Oriolus chinensis melanisticus
- Oriolus chinensis mundus
- Oriolus chinensis richmondi
- Oriolus chinensis sangirensis
- Oriolus chinensis sipora
- Oriolus chinensis stresemanni
- Oriolus chinensis suluensis
- Oriolus chinensis tenuirostris
- Oriolus chinensis yamamurae
Mitos dan Filosofi Jawa. Dalam masyarakat Jawa, burung Kepodang sangat dikenal oleh masyarakat dan dianggap mempunyai makna filosofi yang tinggi. Bagi masyarakat Jawa burung Kepodang melambangkan kekompakan, keselarasan dan keindahan budi pekerti sekaligus juga melambangkan anak atau generasi muda.
Burung Kepodang juga menjadi salah satu burung klangenan bagi masyakat Jawa di samping burung Perkutut. Mungkin lantaran nilai-nilai filosofi yang selaras dengan budaya Jawa maka tidak mengherankan jika kemudian burung Kepodang ditetapkan sebagai fauna identitas provinsi Jawa Tengah.
Satu yang lekat di budaya Jawa adalah sebuah mitos tentang burung Kepodang ini. Mungkin lantaran keindahan bulunya, tampilannya yang selalu ‘jaim’ dan terlihat bersih, rapi dan indah serta ketelitian dalam membuat sarang yang indah kemudian memunculkan mitos bahwa ibu hamil yang memakan daging burung Kepodang akan mendapatkan anak yang ganteng ataupun cantik. Karena itu, masih sering terdapat tradisi menyembelih burung Kepodang saat ritual ‘mitoni’ (tradisi selamatan tujuh bulan masa kehamilan).
Saya sendiri belum sempat bertanya kepada ibu saya apakah ketika ‘mitoni’ saya, beliau juga disembelihkan burung Kepodang si Pesolek cantik ini?.
Klasifikasi Ilmiah: Kerajaan: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Aves; Ordo: Passeriformes; Famili: Oriolidae; Genus: Oriolus; Spesies: Oriolus chinensis
Referensi;
- http://www.iucnredlist.org/apps/redlist/details/146764/0;
- zipcodezoo.com/Animals/O/Oriolus_chinensis/;
- http://www.suaramerdeka.com/harian/0703/12/ragam04.htm;
- commons.wikimedia.org/wiki/Category:Oriolus_chinensis (gambar)
Baca Juga:
- Daftar Hewan (Burung) Langka dan Terancam Punah
- Daftar Fauna Identitas Provinsi Di Indonesia
- Burung Trulek Jawa Keberadaannya Masih Misteri
- Jalak Bali Nyaris Punah Di Habitat Asli
- Burung Hantu Itu Datangi Masjid
- Merak Hijau Keindahan Berbuah Petaka
- Burung Maleo Si Langka Anti Poligami
- Elang Jawa yang Langka
- Mentok Rimba, Bebek Terlangka Di Dunia






perasaan baru pernah lihat, wah cantik ya 😀
wah bgus kang
Ping-balik: Kasuari Burung Paling Berbahaya Di Dunia « Alamendah's Blog
Ada-ada saja, bagus deh Dapatkan informasi lowongan pekerjaan terbaru di informasi lowongan kerja
Ping-balik: Keanekaragaman Burung Rangkong (Enggang) Indonesia « Alamendah's Blog
Ping-balik: Beo Nias Burung Endemik Peniru Ulung | Alamendah's Blog
Ping-balik: Daftar Fauna Identitas Provinsi Di Indonesia | Alamendah's Blog
Ping-balik: Elang Flores (Spizaetus floris) Raptor Endemik Paling Terancam | Alamendah's Blog
Ping-balik: Elang Jawa yang Langka | Alamendah's Blog
Ping-balik: Wereng Batang Coklat, Hama Padi yang Sulit Dibasmi | Alamendah's Blog
Ping-balik: Cucak Rawa Burung Pengicau Langka | Alamendah's Blog
burung kepodang kesayanganku kebetulan masih anakan umur 2 bulan tadi sore sewaktu dikasih makan dengan cara di suapin kabur terbang kabur karna kaget saat jagoanku mengeluarkan sepeda kesayangannya….. sampai azan magrib terdengar aku masih tetap mencarinya karna masih terdengar olehku kicauannya tetapi karna hari telah gelap aku tetep tidak bisa menemukannya dan sekarang hari telah larut malam hujanpun turun… kepodang pasti kedinginan dan juga lapar…
aahhhh semoga besok pagi kepodang bisa kembali kesangkarnya yang telah ku gantungkan di samping rumah mudah-mudahan doaku di kabulkan… Amin 33 X
yang ingin aku tanyakan gimana caranya agar burung tsb bisa kembali lagi ???
tadi juga sudah aku pancing dengan suara burung dari kaset sempat juga aku naik atap rumah juga naik pohon tetapi burung kepodang tetap saja terbang dari pohon yang satu ke pohon yang lain walau kepodang baru terbang perdana dia sudah pintar melayang-layang padahal kepodangku sangat jinak apa lagi saat aku pulang kerja selalu berkicau tau majiakannya mau memberi makan dan sekarang kepodang kehujanan di luar sana.. help me.. please…..!!!!
Maaf, kalau ditanya soal bagaimana caranya agar burung bisa kabur dari sangkarnya saya mungkin bisa jawab sedikit2…
OOOOoooooohhhhhh….. ternyata tadi siang kepodangku kembali lagi alhamdullilah doa suciku terkabulkan Amin 33X
Ping-balik: Fauna Identitas Kota dan Kabupaten di Yogyakarta | Alamendah's Blog
Ping-balik: Jalak Suren Burung Penjaga Rumah | Alamendah's Blog
Ping-balik: Fauna Identitas Kota dan Kabupaten di Jawa Tengah | Alamendah's Blog