Landak atau dalam bahasa Inggris disebut Porcupine adalah nama untuk sejenis mamalia yang unik dengan bulu-bulu keras (biasa disebut duri) yang menutupi tubuh bagian atas mereka. Bulu Landak ini berfungsi sebagai alat pertahanan diri.
Terdapat puluhan jenis Landak di seluruh dunia. Indonesia saja, yang saya ketahui, memiliki sedikitnya 4 jenis landak. Dalam bahasa Indonesia ketiganya hanya dikenal dengan satu nama yaitu “Landak”. Padahal secara taksonomi merupakan spesies yang berbeda. Bahkan dalam bahasa Inggrispun disebut dengan nama yang berbeda. Keempat jenis landak tersebut adalah Malayan Porcupine (Hystrix brachyura), Sunda Porcupine (Hystrix javanica), Sumatran Porcupine (Hystrix sumatrae), dan Bornean Porcupine (Thecurus crassispinis).
Malayan Porcupine (Hystrix brachyura) adalah salah satu jenis Landak yang selain di Indonesia (Sumatera dan Kalimantan), dapat ditemui juga di Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand, Vietnam, Myanmar, Laos, China, Nepal, India, dan Banglades. Sedangkan ketiga jenis lainnya merupakan endemik. Sunda Porcupine (Hystrix javanica) endemik Jawa, Sumatran Porcupine (Hystrix sumatrae) endemik Sumatera, dan Bornean Porcupine(Thecurus crassispinis) endemik Kalimantan.
Pada umumnya seekor landak mampu berlalri kencang untuk menghindari pemangsa. Namun jika terdesak, Landak akan berhenti dan mendirikan bulu-bulunya yang menyerupai duri yang terdapat di klit bagian atas.
Landak membuat sarang dengan membuat lubang di dalam tanah dengan kedalaman sekitar 5 meter. Lubang ini terdiri beberapa cabang di dalam tanah yang mempunyai beberapa pintu keluar. Satu lubang (berukuran lebih besar) menjadi pintu masuk utama dan beberapa lubang (berukuran lebih kecil) sebagai pintu keluar.
Keempat spesies Landak ini, oleh IUCN Redlist dimasukkan dalam kategori LC (Least Concent atau Resiko Rendah) yang artinya spesies landak ini belum terancam kepunahan. Namun status Least Concent bisa juga diberikan kepada spesies-spesies yang belum dievaluasi kembali sejak tahun 2001.
Yang membuat saya bingung, Bahasa Indonesia hanya mengenal satu nama yaitu “Landak” untuk menyebutkan keempat spesies Landak ini (atau mungkin saya yang kurang menguasai bahasa Indonesia?). Malaysia saja menyebut Hystrix brachyura sebagai “Landak Raya” untuk membedakan dengan dua spesies landak lainnya yang mereka punyai yaitu “Landak Padi” untuk menyebut Trichys fasciculata dan “Landak Nibung” (Atherurus macrourus).
Tambah bingung lagi ketika melihat PP No. 7 Tahun 1999 yang hanya memasukkan spesies Hystrix brachyura sebagai satwa yang dilindungi. Sedangkan ketiga jenis lainnya Sunda Porcupine (Hystrix javanica), Sumatran Porcupine (Hystrix sumatrae), dan Bornean Porcupine(Thecurus crassispinis) tidak masuk sebagai spesies yang dilindungi. Padahal ketiganya merupakan satwa endemik yang mempunyai resiko kepunahan lebih tinggi.
Logika saya, semoga keliru, memberikan nama saja tidak bisa bagaimana memberikan perlindungan?. Bahkan satu nama memiriskan yang saya kenal; Sate Landak, salah satu kuliner di Tawangwangu!
Klasifikasi Ilmiah: Kerajaan: Animalia. Filum: Chordata. Kelas: Mammalia. Ordo: Rodentia. Famili: Hystricidae. Genus: Hystrix (untuk Bornean Porcupine; Thecurus). Spesies: Hystrix brachyura, Hystrix javanica, Hystrix sumatrae, Thecurus crassispinis.
Referensi: zipcodezoo.com; iucnredlist.org; gambar: http://www.animalpicturesarchive.com;
Baca Juga:
- Burung Hantu Itu Datangi Masjid
- Trenggiling Dagingnya 1 Juta Per Kg
- Tarsius Binatang Unik dan Langka
- Menonton Kepunahan Hiu Tutul
- Satwa Indonesia yang Dilindungi
- Harimau Sumatera Semakin Langka
- Orangutan Wajib Sekolah Di Pusat Rehabilitasi
- Tapir Asia Terperangkap Di Sumatera
- Burung Maleo Si Langka Anti Poligami
Anda dapat melihat daftar seluruh tulisan di Daftar Catatan
wah asyik jadi yang pertamax….dulu ditempatku banyak landak pak tapi sekarang udah pada punah
mungkin bulunya sudah pada putih
@noersam:
Sayang sekali…
iya sayang banget
jadi yang kedua tapi blognya beda
Nimbrung ke dua kang
no ketiga dah
ikutan
ke empat
ikutan lagi
samapai akhirnya kelimax………
mau dong kelimax
hihihihihi kelimaaaaaaaaxxzzz
selamat ya..
kalau di kasih conditioner kira2 lunak nggak yah landaknya, atau di presto aja jadi buri lunak gimana menurut loh…….
maksudnya duri, sampe salah2 ,abisnya barusan kelimax sih
kesekian 😀
Baru tahu nikmatnya kelimaaaaxxxzzz 😆
Landak…oh…landak…
Ternyata ada beberapa jenis toh…
Jadinya seperti peribahasa… “tak kenal maka tak sayang”… tak kenal dengan jenisnya, maka gak pengen melindungi…
Nekat amat tuh yang bikin sate landak… gak takut ketusuk duri landak ya…??
landak oh landak nasibmu kini
serem juga ya durinya?
@ruanghatiberbagi:
Dipresto….. Tempat saya banget itu. *Bandeng Presto*
@Kakaakin:
Satenya satu porsi 15 ribu, katanya.
@yangputri:
Lebih serem nasibnya
nasibmu kini ooo sayang
Jadi inget pelem kartun Sonic the Hedgehog…
Ping balik: Aktivitas Ontelku « Batavusqu
tajam tuh bang cucuknya, takut saya kalau pegang 😀
Salam Takzim
Selamat pagi kang Alam, wah ada landak berduri, di Ragunan spesies ini tinggal 8 ekor kang, semoga saja tetap ada jangan sampai punah
Salam Takzim Batavusqu
Ikut mempelajari landak, siapa tau bermanfaat dikemudian hari…
mas, pernah tau binatang Congcorang ngga???
itu bahasa kampungnya… bahasa kerennya apa yah??
kalau ada ulasannya mau dung…. sekedar nambah wawasan ajah….
salam
Assalamu’alaikum..