12. Mycteria cinerea (Bangau putih susu, Bangau Bluwok)
Burung bangau putih susu kerap disebut juga sebagai bangau bluwok. Burung berukuran besar (panjang tubuh hingga 110 cm) tersebar di Indocina, Malaysia, Sulawesi, Sumatera, Jawa, dan Sumbawa.
13. Papasula abbotti (Angsa Batu Christmas)
Burung Apendiks I berikutnya adalah Angsa Batu Christmas. Layaknya Cikalang Christmas, burung ini hidup di pulau Christmas, Australia namun sering terlihat juga di wilayah Indonesia.
14. Probosciger aterrimus (Kakatua Raja)
Burung kakatua raja (Probosciger aterrimus) hidup di dataran rendah Papua, pulau-pulau di barat Papua, dan Australia bagian utara. Oleh CITES burung ini dimasukkan dalam Apendiks I.
15. Rhinoplax vigil (Enggang Gading, Enggang Terbang Mentua)
Burung enggang gading atau enggang terbang mentua ini mempunyai nama latin Rhinoplax vigil. Berukuran sangat besar, hingga 120 cm dengan bulu tengah pada ekornya sepanjang 50 cm. Burung yang dijadikan maskot Kalimantan Barat ini hidup di Kalimantan, Sumatera, dan Semenanjung Malaya.
16. Tringa guttifer (Trinil Nordmann)
Trinil Nordmann atau Nordmann’s Greenshank merupakan burung yang kerap bermigrasi ke Indonesia. Burung ini berbiak di Rusia, namun saat musim dingin mereka bermigrasi ke daerah tropis termasuk Indonesia.
Itulah ke-16 burung Indonesia dalam Apendiks I CITES.
Referensi dan gambar: www.speciesplus.net; cites.org; www.kutilang.or.id; commons.wikimedia.org; orientalbirdimages.org
Klik pada gambar “<–” untuk ke halaman sebelumnya









semoga burung-burung itu tidak punah sehingga mewarnai hari hari kita
cuma ada di way kambas aja ya pak?
pantas aja burungnya masuk appendiks 1,
saya sebagai anak kampung belum ada satupun melihat burung-burung diatas,
semoga terselamatkan.
jgn sampe punah dech
Kalau langka karena ulah manusia mungkin lebih mudah untuk menanganinya, tapi kalau ulah alam, lha ini yang susah.
Ping-balik: Daftar dan Gambar Burung Langka Sumatera | Alamendah's Blog
Ping-balik: Flora dan Fauna Khas Provinsi Sumatera Utara | Alamendah's Blog