Sensus populasi badak jawa telah dilaksanakan sejak Mei hingga Juni 2010 kemarin. Sensus badak jawa ini menggunakan peralatan canggih dengan memasang 60 kamera pengintai (camera trap) dan melibatkan 70 orang dari Balai TNUK, Institut Pertanian Bogor, WWF, dan Yayasan Badak Indonesia. Hasil sensus kali ini hanya berhasil merekam 6 ekor badak jawa.
Sensus populasi badak jawa (Rhinocerus sondaicus) dengan menggunakan metode kamera pengintai (camera trap) merupakan yang pertama kali coba dilakukan.
Sensus Badak Jawa Sebelumnya. Sejak tahun 1962, telah dilakukan sensus terhadap populasi badak jawa di Taman Nasional Ujung Kulon. Ketika itu sensus badak dilakukan dengan metode schenkel atau track count with strip method (menaksir jumlah populasi dan klasifikasi umur badak berdasarkan perhitungan jejak atau tapak kaki).
Namun penggunaan metode schenkel dalam sensus populasi badak jawa disinyalir kurang akurat karena faktor kesalahan pada manusia yang kurang ketelitian. Selain itu, kondisi alam juga berpengaruh terhadap tapak kaki badak yang tercetak ditanah. Ketika musim hujak tapak itu akan segera hilang tersiram air sehingga luput dari penelitian.
Hasil sensus jumlah badak jawa dengan menggunakan metode schenkel selama 10 tahun terakhir tidak kurun mengalami perubahan. Populasi badak jawa stagnan pada kisaran antara 50-60 ekor.
Karena itu, mulai tahun 2010, sensus badak jawa (Rhinocerus sondaicus) dilakukan dengan menggunakan metode camera trap. Dengan menggunakan metode ini diyakini tingkat akurasinya jauh lebih baik bahkan bisa mencapai 90%. Sensus ini dilaksanakan pada tanggal 18-23 Mei 2010 (pemasangan kamera) dan 9-12 Juni (pengambilan kamera).
Sensus badak jawa dengan menggunakan metode camera trap yang diyakini lebih akurat dan dengan melibatkan berbagai pihak mulai dari Balai TNUK, WWF, Institut Pertanian Bogor (IPB), Yayasan Badak Indonesia, dan masyarakat setempat ternyata hanya mampu menangkap keberadaan 6 ekor badak jawa.
Jangan-jangan memang hanya enam ekor badak jawa (Rhinocerus sondaicus) itu yang tersisa di taman nasional Ujung Kulon (TNUK)?. Semoga tidak. Kita anggap saja bahwa pemasangan kamera yang hanya 1 bulan itu sebagai uji coba. Lantaran sensus populasi badak jawa, perlu waktu yang jauh lebih lama.
“Untuk 2010 kita telah mengusulkan methode blok dalam pemasangan kamera dan waktu yang digunakan untuk kegiatan sensus selama setahun penuh atau 12 bulan,” katanya Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulong (TNUK) Pandeglang Agus Priambudi sebagai mana dilansir Alamendah’s Blog dari Antara.
Klasifikaksi Ilmiah Badak Jawa: Kerajaan: Animalia. Filum: Chordata. Subfilum: Vertebrata. Kelas: Mammalia. Ordo: Perissodactyla. Superfamili: Rhinocerotides. Famili: Rhinocerotidae. Genus: Rhinoceros. Spesies: Rhinoceros sondaicus (Desmarest, 1822)
Referensi: http://www.antaranews.com;
Baca artikel tentang alam lainnya:
- Badak Jawa Satwa Terlangka Di Dunia
- Penangkaran Badak Jawa di Gunung Honje
- Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) Diambang Punah
- Macan Tutul Jawa Kucing Besar Terakhir Di Jawa
- Harimau Jawa Sudah Punah?
- Lutung Jawa (Trachypithecus auratus)
- Owa Jawa Kera Genit yang Nyaris Punah
- Burung Trulek Jawa Keberadaannya Masih Misteri
tinggal dikit yah ternyata..
hiks,nyaris punah.. 😦
semoga yang tersisa bisa dilestarikan dan dikembang biakkan..
hemm itu mengintainya seharian yah?
Kameranya yang merekan terus. Tugas berat para petugas adalah saat memasang dan mengambil kamera juga saat mengevaluasi hasil rekaman.
semoga tidak cepat punah
Apakah benar, ciri khas badak jawa, bercula satu ya Mas, makanya disebut juga Bacusa, badak cula satu. CMIIW
Kasihan juga kalau populasinya sudah langka, harus ada penangkaran ulangnya lagi ya.. 🙂
Badak jawa emang bercula satu berbeda dengan badak sumatera yang bercula dua.
Program penangkaran sudah diresmikan oleh Menteri Kehutanan bersama Gubernur Banten, 21 Juni 2010 kemarin. Lokasinya di kawsan bernama Gunung Honje (masih dalam wilayah Taman Nasional Ujung Kulon). Program ini diharapkan pada 2011 sudah siap dihuni badak jawa dan pada 2015 sudah mampu membiakkan antara 15-25 ekor badak.
wah survey badak ternyata lebih canggih euy ketimbang survey manusia, pakai kamera segala. jadi ngiri nih?
suka ngiri aja, Sob….
salut banget..!!
survey badak..
wah, mesti dilestrikan banget ya.
kok, mirip Babi y..???
duuuhh moga tetap lestarilah Badak Jawa…
Salam Takzim
Subhannalloh, begitu kecil populasi badak Jawa, sehingga hitungan sensusnya semakin mengecil. Semoga Allah tidak mempunahkan keberadaannya agar anak cucu kita tetap bisa mengenal mahluk lain ciptaanNya.
Kang Alam makasih infonya sangat sangat berarti untuk para pencinta satwa dan fauna semoga Allah membalas karya kang Alam
Salam Takzim Batavusqu
itu gambar badak yang masih belum keluar culanya alias badak muda usianya.
malam2 gak tidur bari makan kayak tikus
hehehehe…. masa tikus sebesar badak?
mas kalo badaknya lewat dua kali di depan kamera gimana?
emang bisa ya mbedainnya?
6 ekor ?????
Bahkan jari saya masih tersisa banyak dengan jumlah hitungan itu. Semoga saja sensus ini salah..! 😆
tinggal enam pak ini badak bercula satu ya mas, prihatin banget
tersisa 6 ekor..
sangat memprihatinkan.
Semoga saja tukang sensusnya salah hitung.
perbanyak usaha agar badak jawa dan hewan lainnya tidak menuju ke ambang kepunahan..
salam kenal dari http://insidebelitung.blogspot.com