Kawista atau Kawis mungkin kurang populer oleh kita. Pohon penghasil buah yang dalam bahasa latin disebut sebagai Limonia acidissima ini mulai jarang ditemukan. Tumbuhan yang mampu hidup di daerah bertanah kering dan identik dengan kota Rembang meskipun sebenarnya pohon Kawista ini berasal dari India bagian selatan memang kalah populer dengan buah-buah lainnya.
Secara umum pohon ini dikenal sebagai Kawista. Di beberapa daerah di Jawa biasa disebut sebagai Kawis sedangkan di Bali pohon ini dinamakan Kusta. Tanaman bernama ilmiah (binomial) Limonia acidissima ini dikenal sebagai Indian Woodapple atau Elephant Apple.
Ciri-ciri Pohon Kawista. Pohon Kawista (Kawis) menyukai daerah kering. Batangnya relatif kecil dan bisa mencapai tinggi hingga 12 meter dengan cabang dan ranting yang ramping, serta memiliki kebiasaan meluruhkan daunnya. Cabang pohon Kawista (Limonia acidissima) biasanya ditumbuhi duri. Daunnya majemuk berukuran panjang hingga 12 centimeter, dan anak daunnya berhadapan, dua sampai tiga pasang.
Bunga Kawista biasanya bergerombol dengan warna putih atau hijau dan kemerahan. Bunga keluar dari ketiak daun atau terletak di ujung ranting. Buah Kawista berbentuk bulat, berkulit keras dan bersisik, dan berwarna coklat putih. Daging buahnya berbau harum berwarna coklat kehitaman.
Buah Kawista yang telah cukup masak akan jatuh dengan sendirinya. Karena kulit buahnya yang keras, meskipun jatuh buah ini tidak akan rusak.
Habitat dan Penyebaran Kawista. Pohon Kawista tumbuh di daerah tropis dengan kondisi tanah yang kering. Tumbuhan penghasil buah ini merupakan tanaman dataran rendah yang mampu tumbuh hingga pada ketinggian 400 mdpl.
Kawista tumbuh alami di daerah Sri Lanka, India, Myanmar, dan Indocina, kemudian menyebar hingga ke Malaysia dan Indonesia. Pohon Kawista juga sudah diintrodusir ke Amerika. Di Indonesia, Kawista tumbuh alami di daerah pesisir utara pulau Jawa.
Pemanfaatan Kawista. Di Indonesia pohon Kawista belum banyak dibudidayakan dan sekedar tumbuh alami secara liar di pekarangan dan kebun. Padahal dibeberapa negara seperti Sri Lanka, Kawista telah dibudidayakan bahkan buah Kawista yang diolah menjadi menjadi krim kawista menjadi salah satu komoditas eksport.
Buah Kawista dapat dimakan langsung. Atau diolah menjadi berbagai komoditas seperti sirup dan dodol. Selain itu Buah kawista yang matang dipercaya mampu menjadi obat menurunkan panas dan sakit perut, serta dimanfaatkan sebagai tonikum.
Kulit batang pohon Kawista dipercaya juga dapat menjadi campuran jamu untuk mengatasi haid yang berlebihan, gangguan hati, mengatasi mual-mual, bahkan untuk mengobati luka akibat gigitan serangga.
Sayangnya tidak banyak yang mengenal dan membudidayakan pohon Kawista. Pohon dan buah Kawista ini memang kalah populer dengan aneka buah lainnya, tetapi bukankah ini juga termasuk salah satu kekayaan yang menunggu eksplorasi kita. Sri Langka saja mampu mengekspor buah ini kenapa kita tidak?
Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Plantae; Divisi: Magnoliophyta; Kelas: Magnoliopsida; Ordo: Sapindales; Famili: Rutaceae; Genus: Limonia; Spesies: Limonia acidissima; Nama binomial Limonia acidissima
Referensi: zipcodezoo.com/Animals/L/Limonia_acidissima/;
Gambar: id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Limonia_acidissima_syn_Limonia_elephantum_or_Fernonia_limonia_%28wood-apple%29_in_Talakona_forest,_AP_W_IMG_8333.jpg
Baca Juga:
- Kutulis Surat Cinta Ini Di Hamparan Bunga Edelweis Di Alun-Alun Suryakencana
- Pohon Trembesi (Ki Hujan) Serap 28 Ton CO2
- Nagasari Pohon Anti Tenung
- Pohon Siwalan (Lontar), Flora Identitas Sulawesi Selatan
- Pohon Tengkawang Berbuah 7 Tahun Sekali
- Hutan Bakau Di Pati
Anda dapat melihat daftar seluruh tulisan di: Daftar catatan




Pas banget judulnya, “ngga Populer” Mas
Aku suka dibawain kawista dalam versi sudah dikemas pake botol selai. Rasanya nagih, seger-seger enak…
Baru tahu kalau buahnya seperti ini bentuknya 😀
Andai ada bibitnya aku pingin nanam dihalaman rumah, buat lengkapin apotik hidup
memenag negri kita banyak aneka flora dan fauba ,tanaman jamu/obat ,buah2an ,bunga2an ,udah pernah posting buah kepel warnanya juga cokat rasanya asem mas Alam . Muasim dingin musim sakit perut anda sehat2 mas.?
(maaf) izin mengamankan yg ke 2 LUSIN dulu. Boleh kan?!
tetep sehat biar artikelnya makin bagus… ^^
wadooww jd yg ke 25 uy 😛
gimana rasanya ngurusin 2 blog kang alam?, aku ngurus 1 aja dah ribet
Gila, Repotnya bukan main. BW jadi kacau. Pengamanan pertamax juga banyak yang lolos. Apalagi kerjaan di dunia nyata gak ketulungan banyaknya.
Kek gini rasanya punya ‘bojo loro’, ya?
tapi kalo bojo loro capek ada yang mijitin kalo yang satu nggak mau minta ke yang satunya he he he, siapa yang mau poligami hayoooo
Melihat bentuk daun dan buahnya, kok aku seperti pernah melihat pohon itu yah, tapi entah dimana…Wah berarti ini sebenarnya salah satu peluang juga nih, cuma yah harus ada yang serius mengusahakannya agar bisa diolah sehingga bisa menghasilkan. Apalagi di Indonesia pohon ini masih sedikit asing sepertinya…
baru tahu ada pohon kawista…thanks atas infonya.. 🙂
pohon kawis kayanya baru denger,, jadi tambah ilmu ne,,,, makasih ya mas…………
wah keren Mas Alam….hehehehe
Maaf baru bisa berkunjung
semoga pintu maaf belum tertutup.
Saya baru tahu ada pohon ini. buahnya bagus bentuknya he he.
Btw bukunya dah sampe Kang ? Maaf jika terlalu sederhana yah ? Mohon konfirmasinya. Tks
Oh, ya. Kang. Maaf sampai terlupa bilang makasih. Abis radsa stress gara2 ngurusin dua blog ni.
Buku sudah nyampai. Terima kasih
kayak apa rasanya tuh… apel apa pir?
Pokoknya I love this blog hehehe
Btw, rasanya gemana ya? tertarik nih bro