Kekeringan Tamu Rutin di Indonesia

Kekeringan layaknya tamu rutin bagi Indonesia. Hampir setiap tahun, bencana kekeringan selalu terjadi di Indonesia. Padahal Indonesia merupakan negara yang (seharusnya) kaya akan air. Meskipun tiap tahun tidak sama, namun curah hujan di Indonesia masih tergolong tinggi. Curah hujan rata-rata tahunan Indonesia mencapai 2.779 mm/tahun.

Baturaden Jawa Tengah tercatat sebagai daerah dengan curah hujan tertinggi tercatat mencapai 7.069 mm/tahun. Sedangkan daerah dengan curah hujan terendah adalah Palu, Sulawesi Tengah dengan rata-rata hanya 547 mm/tahun. Sayangnya dari total curah hujan itu hanya 34% saja yang tersimpan di dalam tanah menjadi air tanah. Sisanya menjadi air limpasan permukaan yang mengakibatkan bencana banjir dan menyisakan kekeringan yang menjadi tamu rutin bagi Indonesia.

Kekeringan dapat diartikan sebagai keadaan kekurangan pasokan air pada suatu daerah dalam masa yang berkepanjangan (beberapa bulan hingga bertahun-tahun). Kekeringan terjadi karena musim kemarau yang panjang sehingga mengakibatkan cadangan air tanah habis baik secara alami ataupun penggunaan oleh manusia.

Kekeringan

Seorang nenek tengah ‘mengais air’ untuk memenuhi kebutuhannya saat kekeringan tiba

Dan musti kita akui, tahun 2012 ini, kekeringan telah terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Menurut data Kementerian Pekerjaan Umum (Agustus 2012) dari 71 Waduk yang ada di Indonesia hanya 19 waduk saja yang debit airnya normal. 10 waduk diantaranya dalam kondisi kering sedangkan sisanya, 42 waduk dalam kondisi siaga. Pun berbagai danau dan sungai di Indonesia yang debit airnya pun menurun.

Masih menurut data Kementerian Pekerjaan Umum, tercatat sedikitnya 127.788 ha sawah di sejumlah daerah di Indonesia mengalami puso dan kekeringan. Belum lagi berita tentang daerah-daerah yang telah kesulitan air hanya sekedar untuk kebutuhan dasar (minum, mandi, cuci) masyarakat dengan mudahnya kita dapatkan di berbagai media.

Bencana kekeringan memang dipengaruhi oleh berbagai penyebab seperti iklim yang menyebabkan musim kemarau panjang serta tekstur tanah dan topografi. Namun bukan berarti manusia tidak ikut berpengaruh dan membuat perubahan. Faktor vegetasi dan daerah tangkapan air, tata kelola air, dan kearifan dalam memanfaatkan air pun menjadi faktor penentu yang mempengaruhi ketersediaan air.

Potensi curah hujan yang tinggi seharusnya menjadi modal berharga dalam ketahanan air dan mencegah bencana kekeringan di Indonesia. Nyatanya hanya 34% dari total air hujan yang mampu disimpan oleh tanah menjadi air tanah (Data Deptan, Statistik Pertanian, 2001). Sisanya menjadi air limpasan permukaan yang mendatangkan bencana banjir setiap musim penghujan. Giliran ketika musim kemarau tiba, cadangan air yang tidak seberapa itupun segera habis dan mendatangkan bencana kekeringan.

Jelaslah bahwa bencana kekeringan yang rutin menimpa Indonesia setiap tahunnya lebih karena ketidakmampuan kita dalam mengelola air. Saat musim penghujan kita abai dalam memanen air (menanam air hujan) sehingga kita tidak memiliki tabungan air yang kemudian dapat dimanfaatkan saat musim kemarau tiba. Anehnya, setiap tahun kita selalu ‘abai’.

Referensi dan sumber gambar:

Baca artikel tentang kerusakan alam dan lingkungan hidup lainnya:

Tentang alamendah

Panggil saja saya Alamendah, tinggal di Pati, Jawa Tengah, Indonesia. Seorang biasa yang ingin berbagi dengan sobat.
Pos ini dipublikasikan di kerusakan alam dan tag , , , , , , , . Tandai permalink.

40 Balasan ke Kekeringan Tamu Rutin di Indonesia

  1. Nunu El Fasa berkata:

    ditempat saya sudah lama harus ngungsi untuk cari air bersih 😦

  2. Aryo Seno berkata:

    Untungnya daerah Wonosobo tidak mengalami kekeringan, tapi ga mustahil hal itu terjadi karena pembantaian hutan mulai merajalela disini

  3. pencerah berkata:

    kok kayak wanita ajah, punya tamu rutin

  4. Taufan berkata:

    Kekeringan kali ini tidak datang sebagai tamu yang rutin tetapi menetap sebagai penghuni.
    Ini dikarenakan pendinginan air laut di katulistiwa. Indonesia sebagai negara kepulauan di katulistiwa, seperti kita ketahui, hujan terjadi dari penguapan air laut yg panas bertemu dengan udara dingin gunung. Pemanasan global tdk membuat udara makin panas tetapi makin dingin dahulu, dan pendinginan ini sdh mulai dirasakan di Indonesia sejak tahun kemarin.
    Oleh sebab itu tahun ini kekeringan dimulai dan semakin tahun akan semakin parah.
    Bilamana pemerintah kita cukup sigap, seharusnya mulai skr membangun RO air laut ke tawar di setiap kecamatan yg berada dipesisir. Karena kalau tahun depan baru dilakukan, sdh terlambat. Kekeringan tahun depan membuat gejolak yang luar biasa yang belum pernah dialami negara ini. Virus akan merebak dikarenakan bangkai tidak tertangani.
    Somoga pemerintah kita tergerak hatinya dan mulai melangkah. Selamatkan penduduk Indonesia.

  5. bunga berkata:

    Kasihan sekali bagi daerah yang kekeringan karena susah mencari sumber air untuk menunjang kehidupan nya..tapi ada juga daerah kelebihan air seperti padang terjadi banjiir bandang..saya lihat ini semua pengaruh perubahab iklim. Yang semakin hari tidak menentu..sala,

  6. HALAMAN PUTIH berkata:

    Ironis sekali ya mas, padahal Indonesia dikelilingi oleh banyak laut. Seharusnya persediaan air tak akan pernah habis. Kalau kita bandingkan dengan arab saudi yang negerinya penuh dengan gurun menjadi berkebalikan. Di sana justru tak pernah kekurangan air karena mampu mengolah sumber daya air lautnya.

  7. sscorporation11 berkata:

    saya turut prihatin dengan saudara-saudara kita yang sedang mengalami kondisi kekeringan, semoga solusi terbaik segera direalisasikan sehingga kondisi seperti ini tidak akan berlangsung lebih lama..

  8. Uchiha Hakameryn berkata:

    semoga ini cepat selesai, kasihan anak kecil disana. waktunya gizi dan mineral terpenuhi…

  9. wong berkata:

    salah satu tanda2 akan datangnya dajal adalah :bumi akan kemarau panjang akibat hujan turun hanya sedikit, (berangsur2 berkurang dan akhirnya tidak turun hujan sama sekali) dan dajal datang kemudian menawarkan hujan. maka celakalah orang2 yang percaya dan mengikuti dajal serta mempercayai bahwa dajal itu tuhan.

    bersama dajal ada surga dan neraka, ketahuilah bahwa surga dajal itu sesungguhnya adalah neraka dan neraka dajal itu adalah surga. dan dajal membawa api dan air serta kekayaan hasil bumi. dls. ketahuilah bahwa air dajal itu sesungguhnya adalah api, dan api dajal itu sesunggunya adalah air.
    berlindunglah kamu dari fitnah dajal dan larilah darinya.

  10. Zee berkata:

    Jakarta beberapa bulan terakhir ini kering sampai rumput-rumput dan pohon di taman depan rumah yang baru ditanami beberapa bulan kering. Kasihan. Monas saja kering kerontang rumputnya….

  11. jasa keren berkata:

    apakah kekeringan saat ini faktor manusia selama ini juga, dengan tidak menjaga dengan baik lingkungan kita ini. jadi alam pun marah dan memberi sedikit cobaan kepada kita, dengan kekeringan di berbagai daerah dan pelosok.

  12. icax berkata:

    icak pudeba; berkata
    jkalaulah tanah yg d huni olh berbagai manusia yg tak mrngerti akan khidupan terutama air,air adalah sumber khidupan mnusia tapi knpa mnusia tdk mmeperdulikan daerah sekitarnya….mngapa tdk d lestarikan …..d saat dtang kmarau bru mereka bergotong2 mncari air..dimanakah air itu berada………….

  13. Ping balik: Kerusakan Lingkungan Akibat Proses Alam | Alamendah's Blog

Tinggalkan Balasan ke prih Batalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.